Lihat ke Halaman Asli

Islam Rahmatan Lil Alamin

Diperbarui: 10 April 2016   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewasa ini, Nampak jelas dihadapan kita bahwa kecarutmarutan tengah melanda dunia, termasuk negeri-negeri muslim.  Pencurian, Perampokan, ghashab ( penipuan), korupsi, perzinaan, homoseks, lesbian, khamr merejalela, begal, peredaran narkoba dan sebagainya adalah sederet permasalahan yang terjadi hari ini dimana-mana. Permasalahan inilah yang menjadikan tidak terjaganya akal, jiwa, harta, keamanan, kehormatan, agama dan negara. Islam yang seharusnya menjadi Rahmatan lil Alamin tidak dirasakan kehadirannya. Siapa yang salah? Islamkah?

Media Indonesia dalam kolom editornya melansir tulisan berjudul Haraoan Indonesia yang menyinggung soal Islam Rahmatan lil Alamin. Dalam tulisan tersebut dinyatakan bahwa islam yang kehadirannya merupakan rahmat bagi semua ternyata berates-ratus tahun kemudian belum menunjukan bukti paling nyata. Dan intisari dari tulisan itu adalah Semua ini karena Islam yang hadir ditengah-tengah kita adalah islam ala timur tengah. Islam moderat adalah jawaban atas masalah ini.  Benarkah demikian?  

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ﴾[سورة الأنبياء: 107]

“Kami tidak mengutus Kamu [Muhammad], kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.s. al-Anbiya’ [21]: 107)

Allah menurunkan Islam memang memiliki maksud dan tujuan untuk menghadirkan Rahmatan lil Alamin. Namun, Rahmatan lil alamin ini jelas bukan islam yang moderat, yang tidak ketimur-timuran, atau  yang ke-nusantara-an. Makna yang mendalam pada Ayat ini menurut al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, rahimahu-Llah menjelaskan, bahwa tujuan diutusnya Rasulullah saw. adalah agar risalahnya menjadi rahmat bagi seluruh alam . Konsekuensi menjadi “rahmat bagi seluruh alam, maka risalah ini diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan [jalb al-mashalih] mereka, dan mencegah kemafsadatan [dar’u al-mafasid] dari mereka.  

Islam yang seperti ini tidak mungkin hanya diterapkan dalam pribadi-pribadi saja, Bukan pula Islam yang hanya diambil sebagai simbol, slogan, asesoris dan pelengkap “penderita” yang lain. Bukan Islam ketimuran, kebaratan, atau kenusantaraan. Bukan Islam yang hanya diambil ajaran spiritual dan ritualnya saja, sementara ajaran politiknya ditinggalkan, melainkan islam harus hadir dalam satu kesatuan sistem, Islam harus diterapkan dalam kehidupan secara utuh. 

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Q.s. al-Baqarah [02]: 208)

Islam yang ketika diterapkan secara sempurna akan menjadikan terjaganya agama [hifdz ad-din], jiwa [hifdz an-nafs], akal [hifdz al-‘aql], harta [hifdz al-mal], keturunan [hifdz an-nasl], kehormatan [hifdz al-karamah], keamanan [hifdz al-amn] dan negara [hifdz ad-daulah]. Sehingga, ketika tujuh hal ini tidak kita rasakan saat ini maka kesalahan bukan terletak pada islam melainkan kita manusia yang tidak menerapkan islam secara kaffah. Dan obat mujarab yang mesti kita minum bukanlah menelan islam moderat atau islam yang ketidaktimuran, melainkan menerapkan islam secara sempurna. Islam seperti ini hanya akan dalam sebuah institusi Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwah. 

Adalah kesalahan besar jika menyatakan islam rahmat bagi semua  beratus-ratus tahun kemudian belum menunjukan bukti paling nyata. Islam  Rahmatan lil alamin telah terwujud dalam bingkai Daulah Khilafah yang keberadaanya seterang matahari, hanya orang yang bermata buta yang tidak bisa melihat matahari.  Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn yang sesungguhnya ini   benar-benar pernah diterapkan selama 14 abad di seluruh dunia. Memimpin umat manusia, dari Barat hingga Timur. , Utara hingga Selatan. Di bawah naungannya, dunia pun aman, damai dan sentausa, dipenuhi keadilan. Muslim, Kristen, Yahudi, dan penganut agama lain pun bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai selama berabad-abad lamanya.  

Hal itulah yang kita rindukan terwujud kembali, islam yang akan memberi  rahmat tidak hanya di dunia tapi  dunia dan akhirat. Siapa pun yang ingin kerahmatan maka kita harus berjuang untuk mewujudkan daulah Khilafah Rasyaidah yang sesuai dengan metode kenabian. InsyaAllah Rahmat di dunia dan akirat akan kita dapatkan. 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline