Eksistensi mahasiswa sebagai kaum intelektualis tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk membuka suatu usaha. Pasalnya, lingkungan kampus sendiri dinilai sebagai tempat yang strategis untuk membangun sebuah usaha. Potensi-potensi yang ada ini bisa dijadikan semangat bagi mahasiswa untuk menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship dalam diri mereka. Alasannya jangan karena mengejar gengsi semata, tetapi lebih untuk mengolah diri bagaimana belajar mengatur sebuah sistem dalam proses usaha.
Paradigma mahasiswa saat ini cenderung mengarah pada bagaimana cara meringankan beban ekonomi orang tua mereka. Pemikiran seperti ini menjadi hal yang umum di kalangan mahasiswa. Mereka ingin dinilai sebagai sosok yang mandiri dan tidak terus-menerut menggantungkan beban ekonomi pada orang tua mereka. Suatu kebanggaan tersendiri memang jika bisa kuliah dengan pendapatan pribadi. Hal-hal semacam ini pulalah yang menjadi faktor pendukung bagi seorang mahasiswa untuk membuka usaha di tengah-tengah hidup studinya di kampus.
Dewasa ini banyak sekali mahasiswa yang mulai merintis usaha dari skala kecil hingga skala besar. Maka tidak heran jika mahasiswa juga sering dijuluki sebagai pengusaha sampingan. Modal utama mereka dalam berusaha bukan sekedar dari segi ekonomi semata, tetapi juga bernodalkan relasi, kerja keras dan kreativitas. Hal-hal semacam ini bukan menjadi sesuatu yang baru bagi mereka, sebab dari lingkungan kampus mereka sudah bisa mendapatkan hal-hal tersebut. Perlu diketahui juga bahwa seorang mahasiswa pun bisa memakai kemampuan intelektualnya untuk dijadikan usaha tanpa adanya biaya yang berarti, misalnya saja mengajukan diri sebagai guru les. Entitas seperti itu menjadikan seorang mahasiswa tahu bagaimana jalan mendirikan sebuah usaha.
Potensi lingkungan kampus menjadi target utama mahasiswa untuk membuka suatu usaha. Umumnya, karakteristik mahasiswa pasti erat hubungannya dengan berbagai kesibukan hidup studi ataupun organisasi sehingga memaksa mereka berpikir lebih praktis untuk memenuhi kebutuhan mereka yang lain. Mereka cenderung membutuhkan jasa-jasa yang bisa memenuhi kebutuhan mereka itu. Ini sebenarnya menjadi peluang besar bagi mahasiswa untuk mendirikan usaha-usaha dalam bentuk jasa. Seseorang yang memiliki jiwa entrepreneurship seharusnya bisa membaca potensi-potensi seperti ini. Untuk pemula bukan hal yang mudah memang untuk memulai usaha tetapi apa salahnya jika mencoba.
Oleh karena itu, jiwa entrepreneurship mahasiswa bisa tumbuh ketika mereka sadar dan mampu membaca potensi-potensi usaha yang ada di sekitarnya. Sebagai pemula, orientasi berusaha jangan hanya terpaku pada biaya, tetapi cobalah untuk membangun relasi, kreativitas dan niat terlebih dahulu. Konsep berusaha seorang mahasiswa bisa disebut konsep waktu, dimana mereka juga harus bisa mengatur waktu untuk berusaha dengan waktu untuk studi. Oleh sebab itu, keduanya harus seimbang dan berjalan dengan semestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H