Poster atau spanduk politikus merajalela disekitar anda? ITU NORMAL!
Jika anda punya banyak waktu,cobalah keliling Indonesia (paling tidak Pulau Jawa). Poster atau spanduk politikus ternyata LEBIH BANYAK! Dari yang mencoba menjadi Calon Presiden, Anggota DPRD, DPR-RI, Bupati hingga Kepala Desa semua ada sepanjang jalan yang anda lewati. Dari jalan Nasional 1, 3 hingga jalan-jalan lain juga SEMUA KEBAGIAN!
Anda kenal mereka? BELUM TENTU! Anda tahu Visi Misi mereka? KENAL SAJA BELUM! Anda percaya mereka? APALAGI! Anda tertarik? BELUM TENTU! Anda apatis? BISA JADI!
Jika dipikir-pikir, pasti banyak ya yang menjadi motivasi untuk menjadi seorang pemimpin (saya harap mereka mau jadi pemimpin bukan jadi pemerintah) atau seorang wakil rakyat (saya harap mereka mao jadi wakil rakyat bukan jadi calon legistatif). Baik itu motivasi yang tulus dan mulia ataupun juga motivasi yang berlandaskan prinsip ada udang di balik batu.
Jika mau dijabarkan dan dianalisa pasti banyak teori motivasi dan teori kepemimpinan yang bisa dipakai untuk menjelaskan motivasi calon-calon yang ada. Yakin? YAKIN! Bisa dijabarkan sekarang? BISA! Mau? TIDAK MAU CAPE!
Masih apatis terhadap mereka? BISA JADI!
Namun jika anda punya waktu, coba anda pikirkan. Jika memang ada begitu banyak calon, maka logikanya memang benar bahwa banyak (paling tidak ada) posisi yang bisa diisi oleh orang-orang yang notabene kompeten, tulus dan mulia (harusnya kompeten, tulus dan mulia)
Jika anda punya waktu lagi, coba anda pikirkan. Jika memang ada yang mencalonkan, maka logikanya pasti ada yang terpilih.
Jika ada beberapa calon pun, pasti ada salah satu yang terpilih.
Jika ada salah satu yang terpilih, maka logikanya, harusnya (sekali lagi), berkompeten, tulus dan mulia.
Jika kita tidak memilih, maka logikanya kita membiarkan siapa saja mengisi posisi-posisi penting negeri ini.
Jika kebetulan, kebetulan nih… Orang yang mengisi tidak kompeten, tulus dan mulia. Maka?
Jika kita membiarkan orang tidak berkompeten, tulus dan mulia mengisi posisi-posisi penting itu, maka logikanya kita membiarkan kehidupan bernegara kita dipimpin mereka-mereka itu.
Jika kita membiarkan mereka artinya kita membiarkan mereka untuk menulis cerita tentang hidup bernegara kita.
Jika hal buruk terjadi, maka logikanya akibat kita juga? BISA JADI!
Jika logikanya akibat kita juga, maka logikanya kita harusnya bisa meresponse dengan cara mungkin cas cis cus saja atau pun turun langsung.
Percayalah! Pilihlah salah satu dari mereka sebelum orang lain terpilih dan anda kecewa.
Percayalah! Banyak calon yang siap anda pilih dan juga banyak juga yang akan kalah sia-sia karena anda tidak memilih.
Carilah, Tentukanlah, Majukanklah, Kenalkanlah calon yang anda bisa pilih. Buat anda yang pernah dikecewakan, jangan pernah nyesel. Hidup anda belum kiamat.
Salam
Felix Kusmanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H