[Puisi] AKU CINTA KAMU
Seperti dedaunan yang sudah jatuh, cintaku padamu tak akan pupus sedetik pun, walau gerimis hingga air bah menerpa hingga merenggut janji kita.
Sebusuk apapun suara burung tetangga tentang kita, tentang cinta kita yang katanya masih mentah dan bikin mual di mata mereka, aku membungkusmu erat dalam kehangatan.
Aku cinta kau, wahai kekasihku, lihat, lihatlah betapa indahnya singgana di sebelah matamu yang begitu kaya, kita tidak ingin pergi dan berlalu hanya suara burung burung yang tak sudi melihat kebahagiaan kita.
Ketahuilah, cintaku, sang pujaan hatiku, yang kita tanam hari ini masih akan terus berbuah walau ranting sebelahnya retak karena diusik oleh suara burung burung, berjanjilah pada dunia, cinta kita abadi.
Dan kamu, dengan seikat mawar yang terus mewangi, kau tidak pernah gentar menatap hujan dan badai, kita berjalan dengan gagah dalam desingan mesiu dan peluru. (*)
Lentera, 13 Januari 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H