Lihat ke Halaman Asli

Mas Haidar

pemimpi layaknya Bung Karno

Memperhatikan LIPI, Memperhatikan Indonesia

Diperbarui: 26 Februari 2021   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. LIPI

Riset menjadi komponen terpenting dari sebuah peradaban. Dengan riset ilmu pengetahuan baru bermunculan, banyak permasalahan bisa terselesaikan, dan teknologi terbarukan diciptakan, itulah mengapa memasuki abad 20 banyak negara di dunia menaruh perhatian lebih terhadap ekosistem riset.

Bahkan banyak dari pemimpin negara mulai menempatkan ekosistem riset sebagai satu keniscayaan yang berandil cukup besar bagi kemajuan suatu negara, sehingga ini akan berbanding lurus dengan pengadaan anggaran riset dan pengembangan (Gross Expenditure on Research & Development(GERD)).

Pengadaan anggaran riset dan pengembangan menjadi salah satu instrumen terpenting dalam mengembangkan ekosistem riset dibanyak negara, tentunya tanpa mengecualikan faktor lain seperti infrastuktur riset dan kemampuan ilmiah.

Bahkan menurut OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development) pada 2018, mengilustrasikan kenaikan 1 persen belanja riset dan pengembangan akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen bagi negara maju.

Sedangkan bagi negara berkembang, prosentasenya tidak sebesar negara maju, yaitu diangka 0,3-0,6 persen. Tetapi setidaknya ini semakin menguatkan bahwa pengembangan ekosistem riset dalam kehidupan bernegara, turut menyumbang angka pertumbuhan ekonomi.

Selain ekonomi, ekosistem riset juga membawa angin segar bagi para pemangku kebijakan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan realita yang ada melalui pendekatan serta analisis yang lebih aktual dan faktual, sehingga mencegah negara berjalan hanya dalam koridor janji-janji politik yang terkadang nyeleneh dan manis dibibir saja.

Yang terpenting dengan memberikan perhatian khusus pada ekosistem riset, maka secara langsung menunjang faktor-faktor lain yang bersinggungan, seperti pendidikan, budaya literasi dan semangat berinovasi, sehingga mampu mendongkrak produktivitas dan daya saing yang cukup tinggi.

Lantas bagaimana dengan keadaan dunia riset di Indonesia?

Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro. Foto/Dok/SINDOnews

Di Indonesia sendiri pemberdayaan dan pengembangan ekosistem riset sudah diawali beberapa tahun paska Indonesia merdeka. Ambisi Bung Karno untuk menjadikan Indonesia Macan Asia, berimbas positif pada banyak hal yang bisa disinergikan menjadi kekuatan besar, salah satunya dengan ekosistem riset.

Untuk itu pada 1956 dibentuklah MIPI (Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang kemudian hari bertransformasi menjadi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline