Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Menggunakan E-Money

Diperbarui: 4 April 2017   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan apa itu e-money beserta pengalaman menggunakannya. Saat ini sudah menjamur dimana-mana penggunaan uang dalam bentuk kartu ini. Okee tanpa panjang lebar kita mulai aja yaa pembahasannya..

Apa itu uang? Pada hakikatnya uang digunakan sebagai alat pembayaran suatu barang maupun jasa yang diterima oleh masyarakat secara umum. Uang diciptakan karena menawarkan kegiatan transaksi yang lebih mudah ketimbang barter yang rumit dan sulit dalam menentukan nilai. Kita semua juga sudah mempelajari bahwa ada 2 jenis uang, yakni uang kartal (uang yang ditransaksikan sehari-hari) maupun uang giral (seperti deposito dan juga cek). Okee, diawal tadi sudah saya jelaskan secara singkat apa itu uang.  Nah, sekarang mari kita membahas tentang uang elektronik atau biasa disebut e-money sesuai  dengan topik tulisan ini.. Kenapa menggunakan awalan 'e' dalam penyebutannya? Karena uang elektronik ini adalah uang yang menggunakan jaringan komputer. Saldo yang ada di e-money ini tersimpan di dalam chip.yang berada di kartu e-money itu. Itu tadi mengenai profil e-money. Jadi, menurut BI, e-money itu merupakan uang yang tersimpan di dalam chip yang berada di kartu, beda dengan uang kartal yang uangnya bisa kita pegang dan lihat. Untuk perkembangan e-money di Indonesia juga tumbuh dengan baik. Menurut data yang dirilis BI, di tahun 2014 transaksi yang menggunakan e-money sudah mecapai 15,55 juta kali di sepanjang bulan Mei 2014 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 31,85% dari transaksi bulanan 11,49 juta di tahun 2013. Selain itu, nilai transaksi mecapai Rp 270,6 milliar, naik 11,5% dari rata-rata transaksi bulanan Rp 242,68 milliar di tahun 2013. Terdapat banyak bank yang mengeluarkan layanan e-money, mulai dari : 1. Bank Mandiri Bank yang memiliki kapitalisasi terbesar di Indonesia memiliki empat jenis kartu elektronik: E-Toll Card, Indomaret Card, Gaz Card, dan juga e-money. Kartu ini bisa digunakan untuk transaksi jalan tol, Transjakarta, Trans Jogja dan Batik Solo Trans, SPBU, restoran, minimarket, dan merchant-merchant lainnya. Di akhir tahun 2013 lalu sudah 3,5 juta kartu prabayar yang sudah beredar di masyarakat. Pada saat yang sama BMRI (kode Bank Mandiri di lantai bursa) mencatatkan 113,4 juta transaksi dan total nilai transaksinya mencapai Rp. 1,5 trilliun. Kartu ini dapat dimiliki bagi nasabah dan non nasabah. Kartu prabayar ini dapat di isi ulang di mesin ATM yang memiliki slot kartu e-money (bewarna kuning) maupun di merchant-merchant yang bekerja sama dengan BMRI. Bank ini awalnya menjalin kerjasama eksklusif dengan Jasa Marga yang merupakan operator jalan tol untuk menyediakan pembayaran tol dengan kartu prabayar keluaran BMRI. Namun setelah Bank Indonesia melakukan revisi yang melarang adanya kemitraan eksklusif seperti itu, maka mulai akhir tahun 2014 ini kartu prabayar diluar BMRI dapat melakukan transaksi pembayaran tol. 2. Bank BCA Bank ini memimpin dalam hal jumlah kartu prabayar, sudah sekitar 5 juta kartu prabayar yang dimiliki oleh masyarakat.  Sudah sekitar 23.000 merchant yang dapat menggunakan kartu Flazz sebagai pengganti uang tunai. Misalnya mulai dari secure parking, kereta commuter line,

Flazz BCA juga mencatatkan rata-rata transaksi 60-70 ribu per hari sampai bulan Mei 2014, naik dari rata-rata transaksi tahun lalu yakni 40-50 ribu per hari. Kartu ini bisa didapatkan di kantor cabang BCA, stand kartu Flazz dan juga merchant yang bekerja sama dengan BCA. Kartu ini juga bisa dimiliki oleh nasabah BCA dan juga non nasabah. Untuk isi ulang saldo Flazz bisa dari ATM maupun juga merchant yang telah bekerjasama dengan BCA. Nilai maksimum saldo Flazz mencapai Rp. 1.000.000,- dan tidak memiliki minimum transaksi. 3. Bank BRI Brizzi, merupakan nama dari kartu prabayar keluaran Bank Rakyat Indonesia. Kartu Brizzi dapat` digunakan diberbagai merchant, seperti Alfmart, Indomaret, Trans Jakarta, Kereta Komuter Line, SPBU Pertamina dan lain sebagainya. Untuk saldo maksimum Brizzi mencapai Rp. 1.000.000,-. Sampai bulan September 2013, BRI sudah mengeluarkan 1,5 juta kartu Brizzi. Kartu Brizzi dapat dimiliki oleh  nasabah dan non nasabah. Cara mendapatkan kartu Brizzi bisa melalui kantor cabang BRI dan juga merchant yang bekerjasama dengan BRI. Pengisian saldo Brizzi juga dapat dilakukan di mesin ATM dan juga EDC. "Di Banda Aceh ada 17 warung kopi telah bekerja sama dengan kami unutk melayani transaksi menggunakan Brizzi yang cepat dan mudah pengganti uang tunai dan tidak direpotkan uang recehan," kata Wakil Pemimpin Wilayah BRI Banda Aceh, Budi Tri Nugroho yang dikutip Tribunnews.com. "Kelebihan Brizzi ini juga tidak ada potongan bulannanya, jadi ketika kita makan yang habis dua belas ribu yang segitu saldo yang akan dipotong. Brizzi sangat cepat dan mudah tidak sama dengan kartu-kartu kredit lainnya,'' kata Budi. 4. Bank BNI BNI juga meluncurkan kartu prabayar yang bernama TapCash. TapCash ini terus mencatatkan peningkatan baik dari segi nilai transaksi maupun jumlah kartu yang beredar. Dari awal tahun 2014 hingga bulan Mei 2014, BNI mencatat jumlah transaksi TapCash mencapai 124.338 kali dan jumlah kartu yang beredar mencapai 83.667 kartu. TapCash ini diluncurkan di bulan Maret tahun 2014 menyusul BNI PrePaid yang telah muncul terlebih dahulu, BNI TaPCash juga menawarkan sistem keamanan yang lebih baik dibandingkan pendahulunya yaitu BNI PrePaid. TapCash ini mulai dipasarkan mulai dari kegiatan Java Jazz Festival 2014. Selain itu TapCash juga terintegrasi dengan kartu mahasiswa Universitas Indonesia dan BPJS ketenagakerjaan. Untuk transaksi TapCash pada JJF 2014 BNI mencatatkan 72.162 transaksi dengan nilai penjualan sebesar Rp. 2,8 milliar. 5. CIMB Niaga Bank asal negeri Jiran ini juga meluncurkan e-money yang berbeda dengan rata-rata elektronik money yang lain. Yakni, Rekening Ponsel. Jika e-money bank lain berbentuk kartu yang memiliki chip di dalamnya, kalau Rekening Ponsel tidak berbentuk kartu untuk menyimpan saldo namun hanya dibutuhkan nomor telepon untuk menyimpan saldo.

Well, tadi diatas udah saya bahas tentang beberapa produk e-money yang diluncurkan oleh beberapa bank. Pada dasarnya semua e-money dapat menyimpan saldo maksimal Rp 1.000.000,- dan tidak ada minimum transaksi. Mungkin yang berbeda adalah perbedaan promo dan luasnya penggunaaan untuk menggunakan e-money. Dari skimming yang saya lakukan tentang jaringan e-money, menurut saya Flazz BCA unggul dalam banyaknya merchant untuk menggunakan kartu Flazz. Namun, untuk Mandiri juga memiliki keunggulan dimana kartu e-toll dapat digunakan di gerbang toll otomatis yang relatif sepi dibandingkan gerbang toll biasa. Saya sendiri memiliki tiga kartu prabayar, yakni Rekening Ponsel dari CIMB Niaga, e-money yang diluncurkan Bank Mandiri dan Flazz BCA. Ketika e-money belum booming seperti saat ini  saya memiliki Rekening Ponsel ketika ada promosi di tempat nongkrong anak muda di bilangan Sudirman. Awalnya, ketika saya makan di sevel daerah Sudirman saya tidak begitu tertarik dengan promosi ini, namun lama kelamaan saya tidak enak dengan si salesnya. Akhirnya, saya menyetujui untuk membuat Rekening Ponsel itu, dan saya juga "diberikan" saldo awal sebesar Rp 10.000,- (hahaha sudah dibukakan rekening gratis, malah sudah dapat saldo awal lagi.. Biasanya juga untuk membuka rekening awal perlu sedikitnya Rp 500.000,-) . Untuk aktivasi Rekening Ponsel ini kita hanya membutuhkan KTP dan nomor telepon sebagai nomor Rekening Ponsel yang akan digunakan untuk bertransaksi. Produk e-money ini hampir mirip-mirip dengan Mandiri e-cash, yang menggunakan telepon selular sebagai inti dari uang elektronik. Namun, saya tidak menggunakan Rekening Ponsel ini karena saya tidak begitu paham untuk menggunakan Rekening Ponsel ini. Selain Rekening Ponsel keluaran CIMB Niaga, beberapa bulan lalu saya juga datang ke kantor cabang Mandiri untuk membuat Mandiri e-money. Selama saya memakai Mandiri e-money ada cukup banyak manfaat yang saya peroleh. Mulai dari membeli makanan-minuman di minimarket, membayar tarif tol di GTO, membayar parkir di stasiun kereta api dan yang lainnya. Menggunakan Mandiri e-money untuk membayar tol menurut pengalaman saya lebih cepat dibandingkan dengan membayar tol dengan uang tunai, karena biasanya gerbang tol otomatis lebih sepi daripada gerbang tol biasa, dan juga tidak perlu menunggu kembalian dari petugas gerbang tol. Selain masalah antrean yang tidak terlalu ramai di GTO, menggunakan Mandiri e-money untuk pembayaran tol bisa lebih praktis, karena tidak perlu menyediakan uang receh ataupun uang pas (terlebih untuk pengendara yang menyetir sendiri). Namun, kadang-kadang saya juga sempat mengalami pengalaman yang kurang baik dalam menggunakan Mandiri e-money. Misalnya, pernah saya tidak bisa menggunakan Mandiri e-money untuk membayar di sebuah minimarket di daerah Pantura dan juga dekat rumah saya. Ada berbagai alasan terkait tidak bisanya untuk menggunakan Mandiri e-money. Yakni, mulai dari tidak adanya reader di merchant-merchant untuk dapat membayar menggunakan Mandiri e-money maupun para pegawai kasir yang tidak begitu paham untuk menggunakan Mandiri e-money. Tapi, secara umum saya cukup terbantu dengan adanya Mandiri e-money ini. Karena saya bisa menyisihkan uang saya di Mandiri e-money untuk membeli sesuatu dan saya juga tetap bisa jajan walaupun saya tidak memiliki uang secara tunai.

Kartu prabayar yang dimiliki penulis Sekarang saya akan membahas uang elektronik yang baru saya miliki. Yakni Flazz, kartu prabayar yang dikeluarkan oleh Bank Central Asia. Sebenarnya saya tidak memiliki rekening BCA, namun karena dari skimming yang saya lakukan di setiap kasir minimarket, kafe, maupun merchant-merchant yang lainnya terdapat reader Flazz BCA. Hal itu yang membuat saya terdorong untuk memiliki kartu Flazz BCA. Selain jumlah merchant yang banyak untuk dapat bertransaksi dengan menggunakan Flazz BCA, saya memiliki kartu Flazz untuk sebagai pelengkap dari Mandiri e-money. Karena dari opini saya, dua produk kartu prabayar ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Misalnya, untuk membayar tarif tol saya bisa menggunakan Mandiri e-money, sedangkan untuk di restoran ataupun cafe yang belum bisa menggunakan Mandiri e-money saya bisa menggunakan Flazz BCA. Pengalaman saya masih belum begitu banyak dalam menggunakan Flazz BCA karena saya belum genap 1 bulan memiliki kartu ini. Jadi, memang perlu dihitung matang-matang tentang alokasi uang ke dua kartu prabayar yang saya miliki (yaa pasti kalian tahu lahh kantong mahasiswa tebelnya cuman seberapa laah) karena uang yang saya taruh di kartu uang elektronik tidak bisa diambil layaknya di kartu debit ATM, selain itu resiko kehilangan kartu prabayar yang sama seperti jika kita kehilangan uang alias tidak bisa diganti saldo maupun diblokir (alasan inilah kenapa Bank Indonesia menetapkan jumlah maksimum saldo di kartu e-money yang hanya Rp 1.000.000,-). Kesimpulan Kartu e-money ini sejalan dengan program Bank Indonesia yang ingin mengurangi pemakaian uang tunai di masyarakat (less cash society). Ada beberapa keuntungan yang bisa kita peroleh dari penggunaan kartu uang elektronik ini. Yaitu: 1. Kecepatan transaksi dengan e-money lebih cepat dan dapat melakukan transaksi ketika kita tidak membawa uang. Misalnya untuk bertransaksi di gerbang toll, kita harus menunggu uang kembalian jika kita membayar tidak dengan uang pas. Hal itu dapat dihindari dengan membayar dengan menggunakan kartu prabayar. 2. Kita tidak perlu menunggu kembalian uang receh ketika membayar barang maupun jasa, tidak menerima   kembalian dalam bentuk permen karena penjual tidak memiliki uang dalam nominal kecil. 3. Sangat membantu sekali dalam melakukan pembayaran yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi. Seperti untuk membayar parkir, jalan tol, makanan-minuman ringan, hingga fast food. Menurut mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, salah satu syarat Indonesia menjadi negara maju adalah dengan mengurangi transaksi tunai. "Salah satu syarat untuk menjadi negara maju, transaksi tunainya semakin lama harus semakin kecil. Tidak ada negara maju transaksi tunainya semakin besar," kata Chairul Tanjung, dalam sambutannya pada acara Gerakan Nasional Non Tunai di Atrium Mangga Dua, Jakarta (14/4/2014) yang saya kutip dari DetikFinance. Kita barusan mengetahui bahwa salah syarat negara maju adalah dengan mengurangi penggunaan uang tunai dan meningkatkan penggunaan uang elektronik. Selain itu, juga ada banyak manfaat bagi kita untuk memiliki uang elektronik. So, marilah mulai menggunakan uang elektronik mulai saat ini, dan rasakan manfaatnya!!. Dengan mulai menggunakan kartu uang elektronik secara langsung kita membantu untuk menyukseskan program Bank Indonesia untuk less cash society.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline