Medan Berat Elektoral di Jawa Timur mulai menunjukkan 'hilal'nya. Sebenarnya secara tidak langsung arah dukungan sang 'Panglima' Jawa Timur (walau sebenarnya adalah Srikandi) yaitu Khofifah Indar Parawansa sinyalnya sudah sangat lama terdeteksi bahwa dia akan merapat ke 02 alias Prabowo-Gibran. Tapi sepertinya melihat momentum juga, manakala Jawa Timur sedikit banyaknya mempengaruhi suara Nasional itu sendiri.
Bahasa mudahnya, semua sudah ditampakkan secara by design bahwa memang ada saatnya semua dibukakan secara gamblang. Sebenarnya di kalangan elit baik di 01 yang mana ada Muhaimin dan juga di 03 disitu ada Mahfud MD 2-2nya tidak heran bahwa ini adalah strategi dari pihak lawan. Sebenarnya sudah kelihatan juga bahwa arah-arahnya jelas akan kemana.
Namun jika sudah deklarasi resmi, alias tidak menutup diri bahkan siap untuk 'turun gunung' rasa-rasanya sedikit banyak mendorong gerak psikologis dari tiap-tiap relawan untuk semakin berkobar atau konstituen potensial juga yang mana mereka tentu langsung mulai terpengaruh untuk mengarahkan dukungannya kepada sosok yang dideklarasikan tersebut.
Apalagi Khofifah dari dulu juga bukan sembarang tokoh selain Gubernur Jawa Timur, dia adalah Ketua Umum Muslimat NU yang punya massa yang tidak sedikit. Apalagi sekali lagi bahwa Jawa Timur memang bukan Provinsi yang main-main, kira-kira 65 persen dukungan Jawa Timur terhadap Jokowi di 2019 sukses membawa Jokowi menang 55 persen. Dimana kontribusinya adalah setara 25 persen lebih pemilih yang ada di Indonesia. Tinggal siapapun akan bersaing keras mendapatkannya.
Sepertinya memang sudah ada arah settingan manakala, sebenarnya belum lama ini rilis beberapa lembaga Survey bahwa Ganjar-Mahfud mulai beranjak naik sejak usai Debat Cawapres pada 22 Desember 2023.
Sangat jelas sekali, mungkin karena faktor seorang Mahfud MD yang juga bisa menjadi sebagai motor penggerak, disamping memang pola dan strategi kampanye yang berubah. Kira-kira opini yang berkembang adalah karena pola Ganjar yang tidak lagi menyerang namun berusaha move-on dengan tagline Percepatan.
Sudah mulai mengarah-arah pada fokus gagasan berbanding dengan menangisi yang lalu. Peran Mahfud juga mulai optimal disini, makanya di beberapa titik semisal waktu Survei November Pertengahan hingga Awal Desember jelas terlihat bahwa Ganjar-Mahfud pun sudah berhasil disalip Anies-Muhaimin.
Kemudian, basis-basis seperti Jawa Tengah sudah mulai hampir disalip Prabowo-Gibran dimana Gibran sudah mulai gencar di beberapa Karesidenan atau Kabupaten dimana terjadi pembelotan simpatisan dan konstituen PDIP. Kemudian, di Jawa Timur juga basis-basis Nahdliyin dan Abangan sudah mulai terpengaruh dan menyatakan dukungan bahkan Faktor Mahfud pun pada awal deklarasi tidak banyak terpengaruh.
Jika pada survey mingguan, kira-kira gambarannya begini seperti di segmen pemilih Suku Madura. Waktu Anies pasangan dengan Muhaimin, mereka ke AMIN. Kemudian begitu Ganjar gandeng Mahfud seketika mulai ada perubahan ke GAMA. Tapi itu cepat begitu saja, ketika Prabowo-Gibran menggaet banyak Ulama-Ulama yang lantas menggerus benteng tersebut, sehingga secara pragmatis terlihat bahwa ada arus perubahan suara yang lumayan masif disini.
Hanya saja case yang terjadi pada momen Akhir Tahun sampai Awal Tahun, kira-kira sampai jelang Pertengahan Januari ini tren Ganjar naik. Mungkin taktik untuk sedikit banyak 'niru' Anies disamping juga beliau berkomitmen sampai nginap di rumah warga sampai launching beberapa program mulai membuahkan hasil. Berarti, memang komitmen mereka tidak main-main dan bisa dijelaskan pula politik gagasan itu seperti apa.
Semisal, mulai berkolaborasi dengan Narasi membuat diskusi (sebenarnya di AMIN juga sama), kemudian membuat diskusi-diskusi sendiri yang platformnya seperti Desak Anies dan Slepet Imin. Jika Ganjar ada MalminGan, kemudian Mahfud baru saja rilis Tabrak Prof. Terinspirasi dari selentingan 'Mundur Wir' ini menjadikan sosok Mahfud yang didorong betul adalah sosok yang tidak antikritik melainkan sangat terbuka. Diskusi-diskusi ini sebenarnya kalau Mahfud sebelum menjadi Cawapres pun memang sering terjadi. Ini dimasifkan kembali disamping gagasan-gagasan yang tentunya pakai komparasi rasional juga ditampilkan. Semisal Ganjar dengan para masyarakat di akar rumput seperti Nelayan dan Petani, sementara Mahfud di kalangan Milenial dan Mahasiswa. Sudah ada pembagiannya makanya mulai ada kenaikan.