Melalui tulisan singkat yang hanya sekitar mungkin beberapa baris saja, paling tidak opini ini akan tersurat. Opini tentang kira-kira strategi debat melalui sebuah uneg-uneg yang mungkin selama ini dikenal sangat menggebu-gebu tapi perlu di'clear'kan lagi agar kelak sama-sama jelas sejauh mana pendalaman serta sejauh mana sikap yang diambil. Namanya siapapun yang bertanding tentunya sudah wajib kudu perlu punya gagasan yang paling jelas antara 'melangit' dan 'membumi'nya musti seimbang.
Kira-kira jika menurut opini pribadi saya yang sebenarnya juga hasil diskusi bersama beberapa teman-teman di kalangan lingkungan saya mengenai debat ketiga besok. Dimana tentu ada sesi manakala tiap Kandidat akan saling melempar pertanyaan dan sang kandidat yang disasar harus memberikan sikap dimana ini juga sebagai bentuk klarifikasi serta sejauh mana isu ini berhasil didalami dalam konteks pengetahuan sehingga bisa direspon dengan sebaik-baiknya oleh mereka. Kurang lebih gambarannya akan seperti ini:
Jika Ganjar Pranowo diberikan kesempatan bertanya, ada kemungkinan 2 pertanyaan (entah ditanyakan salah 1 atau 2-2nya jika memungkinkan).
Kepada Prabowo Subianto
Pertama akan ditanyakan soal kasus ilegal fishing yang seringkali terjadi utamanya di Laut Natuna Utara yang sebenarnya adalah ZEE alias Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dimana selayaknya nelayan Indonesia bisa mencari ikan dengan aman disana, namun kenapa kapal-kapal berbendera asing spesifiknya China dan Vietnam dengan ukuran besar bisa masuk begitu saja bahkan sempat mereka dikawal oleh penjaga pantai dari masing-masing negara. Namun disitu, ada kapal TNI AL atau KKP atau Bakamla yang ada namun tidak berkutik bahkan nelayan pun terpaksa mengusir kapal-kapal tersebut seadanya dengan batu bahkan kembang api. Bagaimana sikap bapak (Prabowo) dan respon kedepan mengenai hal ini?
Kedua akan ditanyakan soal kasus alutsista bekas yang notabene sangatlah seksi dimana fresh terjadi soal dinamika yang terjadi didalamnya. Ganjar mendengar bahwa sebenarnya program ini sempat ditolak oleh Presiden karena sejatinya semua harus dalam keadaan baru padahal anggaran memadai. Prabowo berdalih bahwa kondisi geopolitik menekankan pada potensi embargo. Namun, sebenarnya dari sini bisa dijelaskan pula bahwa ada opsi adanya peremajaan berbagai alutsista yang ada sambil mempercepat proyek pesawat Nasional yaitu KFX. Sudah sejauh mana pula hal itu dijalankan, serta berikan argumentasi lebih mengapa Alutsista bekas jadi pilihan sementara opsi ini tidak sejalan dengan MEF sepenuhnya?
Kepada Anies Baswedan (sepertinya cukup 1 pertanyaan)
Untuk Anies Baswedan sepertinya berkenaan dengan kedekatan beliau dengan kalangan Muslim Konservatif yang notabene di 2017 lalu sangat jelas bahwa mereka sangat membela Rohingya bahkan Indonesia sempat dicap tidak berperikemanusiaan karena menyerang saudara seimannya sendiri. Namun, sekarang di berbagai negara seperti di Malaysia bahkan kini Pemerintah pun ikut tegas terhadap Rohingya bahkan sudah berjalan sekitar 2-3 tahun lalu. Kini di Aceh rusuhnya juga sudah mulai masif bahkan manakala pemerintah tidak berdaya terhadap UNHCR yang mana ada potensi ketidakadilan manakala melihat banyak warga lokal yang susah tapi lembaga-lembaga Internasional tersebut terkesan 'buang badan', bahkan ada indikasi bahwa ini adalah TPPO. Soal Rohingya, apa sikap clear dari bapak (Anies Baswedan) mengenai hal ini, apakah lantas menolak atau tidak?
Kemudian berkenaan dengan sebaliknya jikalau Ganjar Pranowo pada akhirnya diberikan pertanyaan baik dari pihak Prabowo Subianto maupun dari Anies Baswedan, pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan (bahkan bisa jadi paling ditunggu oleh Ganjar sendiri), yaitu :
Pertama soal Ganjar yang dikenal sebagai salah satu Gubernur yang menolak Israel dalam U-20 dalam aspek ideologis dimana Konstitusi bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan sekalipun Indonesia bebas aktif. Namun ini adalah soal politik olahraga dimana harus bebas dari kepentingan politik global maupun nasional. Olahraga adalah seni kemanusiaan dimana bebas dari apapun itu sembarang kepentingan melainkan ini adalah kompetisi yang fair bahkan pihak Palestina pun sebenarnya tidak masalah Israel bermain karena Timnas Israel tidak lantas memberikan ruang bagi soalan konflik Israel-Palestina begitu juga soal acara Parlemen Internasional di Bali 2022 malahan DPR Israel saja bisa lolos dan ikut padahal ini adalah institusi negara dan bukan tidak mungkin membawa isu politik. Bagaimana strategi bapak (Ganjar) kedepan andaikata hal serupa akan terjadi lagi dan soal clear atau tidaknya sebenarnya adakah pertimbangan lain selain ideologis yang selayaknya juga musti digarisbawahi?
Kedua, pastinya Ganjar akan ditanyakan soal ini berkenaan dengan komitmen Pemerintahan yang bersih dan sebenarnya larinya kepada tujuan rasional Ganjar yaitu penegakan hukum. Simple bahwa Ganjar akan menyerahkan sepenuhnya kepada Mahfud soal hukum dimana Wapres akan bertindak dalam segala proses aktivitas berkaitan dengan reformasi hukum termasuk soal ekstradisi dan juga pemberantasan korupsi dan perampasan aset secara clear dengan negara-negara yang dikenal sebagai Tax Haven. Soal Ganjar-Mahfud secara luas bagaimana strategi jitu mereka bisa mempercepat itu semua dan juga bisa mempertimbangkan soal kapasitas politik dan sikap mereka dalam diplomasi kedepan seperti apa? Seberapa berani Indonesia di era Ganjar-Mahfud nanti bisa menguraikan itu semua dimana negara-negara yang dihadapi bukanlah negara sembarang (negara yang dikenal sangat ramah terhadap penjahat dari Indonesia)