3 Kata yang sebenarnya tidak saling berkorelasi secara langsung namun dirayakan kebetulan saja bersamaan. Semua punya dasar sejarah mengapa dirayakan bersamaan sehingga tidak sepenuhnya kebetulan namun itulah sejarah bahwa sekali seumur hidup momentum tersebut tak dapat diprediksi sebelumnya dapat terjadi. 3 kata tentang : Hari Buku Nasional, Hari Kebangkitan Nasional serta Peringatan Reformasi. 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku di 21 tahun lalu menandakan bahwa di saat itu pula Perpustakaan Nasional telah 22 tahun berdiri sebagai 'gudang ilmu' yang luas bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya generasi muda. Seperti yang kita tahu bahwa dengan buku maka timbullah generasi-generasi pemikir yang kelak membawa perubahan hari demi hari melalui informasi atau wawasan yang berhasil ia petik. Kemudian, 20 Mei kita sama-sama tahu alasan Menjadi momen Kebangkitan Nasional manakala Budi Utomo berdiri sebagai organisasi pergerakan nasional yang berisi para pemuda yang intelektual dan berkepribadian nasionalis dan melahirkan semangat dalam menyongsong kemerdekaan. Dimana kesadaran Nasional lahir hingga mendorong adanya perjuangan yang lebih lagi tepat di 115 tahunnya yaitu dengan tema 'Semangat untuk Bangkit'. Terakhir kita sama-sama memahami 21 Mei sebagai Peringatan Reformasi, tonggak baru sejarah Negara yang berhasil berubah kearah demokratisasi, kearah yang lebih memuliakan manusia dan segala bentuk pemikirannya untuk perubahan. Tepat pula seperempat abad momentum ini terjadi dan hingga kini terus terang apa yang menjadi cita-cita Reformasi masih kita perjuangkan hingga sekarang ini. Masih terus terbuka dalam dinamika dalam dialektika dan aplikasi terhadap kehidupan bangsa dan negara sekarang ini.
Apa relevansinya? Ini menandakan bahwa refleksi kebangsaan kita diuji dalam momentum akhir bulan ini. Bagaimana kesadaran kita sebagai seorang manusia yang terpaku dalam kontrak sosial, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan serta keadilan yang sangat 'mahal' sekarang ini. Dalam konteks bangsa Indonesia, kita tahu bahwa persatuan dan kesatuan melahirkan segalanya jika dirunut dalam sejarah semua juga terjadi karena adanya kesadaran yang akhirnya melahirkan banyak gagasan-gagasan yang dibukukan dalam bingkai sejarah yang menjadi sebuah refleksi atas nilai kehidupan sekarang ini. Apalagi angkanya relatif cantik, Hari Buku ke 21, Reformasi ke 25 dan Kebangkitan ke 115. Semoga kelak nasib bangsa selalu cantik membunga ditengah mudarnya situasi dan kondisi yang terus terang kita hadapi sebagai sebuah tonggak dari perjuangan yang lebih baik. To the point, untuk para kawula muda. Banyak-banyaklah sedikitnya membaca buku apapun itu, goresan tinta yang terbingkai didalamnya setidaknya bisa menenangkan jiwa dan juga memberikan asupan ilmu yang bisa menjadi energi dalam bergerak. Dalam merawat dan memperjuangkan reformasi. Hargailah setiap ilmu, karena setiap ilmu muncul dari pembuktian dari pengalaman yang pastinya mahal. Semahal nilai kesejahteraan dan keadilan di masa kini. Karena itulah kunci bagaimana kita bangkit, banyak berjuang dengan gagasan bukan sekedar narasi melainkan faktual yang terus dipupuk dan dibagikan. Agar kelak tidak gandrung pada kehampaan, tentang sebuah perubahan semestinya.
Selamat Hari Buku Nasional, Selamat Hari Kebangkitan Nasional, dan Selamat Memperingati Reformasi Nasional. Jangan lelah mencintai negeri ini, Jangan lelah gaungkan semangat perubahan dan jangan lelah untuk berbagi serta menghargai perbedaan. Karena Indonesia adalah Indah adanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H