Lihat ke Halaman Asli

Felix Sevanov Gilbert (FSG)

Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

Potret India Hari Ini: Krisis Kemanusiaan dan Egoisme Elite Politik

Diperbarui: 11 Mei 2021   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PM Narendra Modi pada momen Kampanye di Benggala Barat (BBC)

"Keselamatan  Rakyat adalah Hukum Yang Tertinggi"

Penggalan kata seperti ini memang sangatlah umum untuk didengar bahkan diimplementasikan menyikapi situasi sekarang ini. Dimana Pandemi dan krisis turunannya seperti Ekonomi dan Ketahanannya juga melanda sejauh ini, semua harus didasari pada basis kemanusiaan dengan layak. Situasi memang sangatlah sulit bak lingkaran setan, disisi lain kita harus kejar fokus untuk memastikan penyebaran wabah yang sudah setahun lebih melanda ini tidak melonjak parah yaitu dengan intervensi mulai peningkatan kapasitas kesehatan hingga upaya preventif berbasiskan pada Law Enforcement seperti Pembatasan Sosial (Social Distancing/Social Restrictions) terhadap siapa saja yang berpotensi menularkan wabah yang tak kasat mata namun tak kalah berbahaya. 

Namun kita juga menghadapi situasi dimana ekonomi kita sangatlah tertekan karenanya, akibat skala ketakutan yang mungkin melanda dikarenakan virus ini mungkin sampai sekarang belum mengarah pada tanda-tanda berakhir secara Global, meskipun vaksinasi sudah mulai sekalipun bukan jaminan kita akan pulih dalam waktu yang dekat. 

Padahal, ekonomi baik tingkat korporasi hingga kita rumah tangga keluarga jujur sangatlah terdampak, bayangkan pengangguran melonjak dan banyak usaha terpaksa tutup hingga tidak bisa makan. Namun, serba salah juga ketika kita memaksakan diri kita juga terdampak tapi jika kita berdiam diri saja yang ada malah kita mati menjadi bulan-bulanan wabah bukan soal virusnya namun kelaparan karena tidak punya penghasilan.

Makanya ini menjadi peran serta Negara untuk bersikap semampu mereka untuk mengatasi situasi sekarang dengan alternative yang sebenarnya belum tentu efektif secara keabsahannya, kalau kita tahu banyak Negara yang langsung lakukan Lockdown sekalipun malahan tetap saja tidak menyelesaikan masalah disamping memang masalah dari rakyat sendiri yang belum sepenuhnya mau bahkan semaju apapun negaranya jikalau hadapan dengan Covid-19 belum tentu sepenuhnya sadar sehingga sukses. 

Jadi kuncinya adalah kesadaran, namun belum seluruh Dunia kan apalagi tiap Negara punya masalah beragam termasuk India dan juga Indonesia mungkin selalu berkutat pada upaya Ketertiban dan Kedisiplinan yang mengacu pada peduli untuk hidup sehat dan patuh pada protokol kesehatan. Keberhasilan memang belum mendapatkan tempat ditengah dunia sekarang ini. Kita masih dalam situasi berperang, hanya saja kita diperparah dengan narasi yang menyebabkan semua menjadi selesai begitu saja. Nyatanya tidak? Ini soal kepedulian, ini soal kemanusiaan saatnya kita untuk sama-sama tergugah untuk solidaritas, walaupun berjarak namun bermakna.

Kini kita akan berbicara soal India belakangan ini, kayaknya heboh di belantara media massa maupun media baru seperti online. Semua sangatlah tertuju pada negara ini mengingat penularan wabah yang sangatlah luar biasa akibat virus yang akhirnya bermutasi. Sebenarnya sudah banyak negara yang mengalami mutasi terhadap varian virus Covid-19 atau Sars-Cov2, mulai dari Inggris dengan B117 sejak Akhir tahun 2020 lalu, kemudian ada Virus varian Afrika Selatan, kemudian ada Jepang dengan E484K, lalu Brazil dan juga terakhir India dengan B1617 ini. Mungkin diantara yang terburuk adalah India ini, mengingat oleh karena penyebarannya yang 98-200 persen lebih cepat dibanding wabah biasa (eksponensial) berpengaruh pula pada tingkat kematian yang sangatlah melonjak tinggi. Tentu sangatlah kaget, mengapa?

Pusat Vaksinasi India dengan Bharat Biotech (NDTV)

Walaupun India terkenal dengan negara yang masih dikatakan berkembang, terutama pola pikir warganya ketika kita tahu manakala mereka melakukan Lockdown pun masih banyak resistensi yang berasal dari dalam yang diakibatkan karena ketidakdisiplinan warganya. Seketika, memang kasus sudah sangatlah berkurang dengan beberapa kali Lockdown Total dan cenderung strict namun akhirnya Pemerintahan India dibawah PM Narendra Modi pun memperkenalkan terobosan baru yaitu Containment Zone, atau dikenal sebagai Wilayah Pengendalian Khusus (NDTV, 2020) yaitu suatu titik dimana terjadi penyebaran lokal yang sangatlah masif dan dilakukan pengendalian seperti Lockdown namun tidak sampai mempengaruhi titik lain, biasanya hanya sekelas Permukiman atau Distrik saja. Sistem ini sudah sangatlah sukses ketika Desember 2020 lalu, India sendiri sudah cukup berhasil menurunkan kasus aktif (malahan Indonesia cenderung tinggi, dan melebihi India). 

Hingga singkat cerita sistem ini pun diadopsi diawal tahun oleh Presiden RI, Joko Widodo menanggapi lonjakan kasus setelah Natal-Tahun Baru bahkan Presiden beserta jajaran Satgas sendiri merasa PSBB malah cenderung tidak berhasil, maka demikian pendekatannya adalah skala lokal atau mikro. Makanya kita kenal dengan istilah PPKM Mikro atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Skala Mikro. Konsepnya seperti India yang berbasis Micro Lockdown, yaitu penguatan Tes Lacak dan Isolasi hingga Pembatasan Aktivitas terhadap titik yang dianggap sebagai epicenter bahkan mencapai parah untuk segera ditangani. Pemetaannya bukan lagi melihat zonasi Kota atau Provinsi melainkan tingkat Desa bahkan RT/RW.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline