Kawasan Cipedes, Kecamatan Cicendo, Kelurahan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, akhir-akhir ini menjadi sorotan akibat maraknya pencurian sepeda motor. Dalam beberapa bulan terakhir, dilaporkan telah terjadi lebih dari lima kasus kehilangan kendaraan bermotor.
Namun, meski korban terus bertambah, kasus-kasus tersebut belum banyak dilaporkan ke pihak kepolisian. Fakta ini menimbulkan pertanyaan: mengapa warga lebih memilih diam daripada melibatkan pihak berwenang? Investigasi ini mengupas situasi yang terjadi di lapangan, pola-pola pencurian, dan keresahan yang dirasakan masyarakat setempat.
Mayoritas korban menyebutkan bahwa kendaraan mereka hilang di waktu yang hampir sama, yakni antara adzan Maghrib dan adzan Isya. Waktu ini menjadi momen rawan karena banyak warga sedang melaksanakan ibadah atau sibuk dengan aktivitas lain, seperti makan malam bersama keluarga.
"Motor saya hilang saat saya sedang salat Maghrib di rumah. Saya baru sadar setelah selesai salat dan mendengar suara motor saya menyala," ujar seorang warga Cipedes yang kehilangan motor Honda Beat miliknya.
Hal serupa dialami oleh warga lainnya, yang kehilangan motor di depan rumahnya pada pukul 19.15. "Padahal motor sudah saya kunci ganda. Tapi tetap saja bisa diambil," ungkapnya.
Pencuri diduga memanfaatkan momen ini karena lingkungan cenderung sepi, dengan minimnya pengawasan warga sekitar. Pelaku tampaknya terlatih dan menggunakan alat khusus untuk merusak kunci motor dalam hitungan detik.
Meskipun minim laporan resmi, ada kejadian pencurian yang berhasil terekam kamera pengawas (CCTV) warga. Dalam salah satu rekaman yang beredar, terlihat satu orang pelaku memakai pakaian serba hitam. Dilihat dari gerak geriknya warga yakin sang pencuri sudah mengamati daerah ini sejak lama.
Yang mengherankan, dari banyaknya korban, hampir tidak ada yang melaporkan kehilangan ini ke polisi. Ketika ditanya alasannya, sebagian besar korban menyebut proses pelaporan dianggap terlalu rumit dan memakan waktu.
"Dulu tetangga saya pernah kehilangan motor dan melapor ke polisi. Tapi ujung-ujungnya malah habis uang untuk administrasi, sedangkan motornya tidak juga kembali," ungkap seorang warga setempat.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh korban lain. Mereka merasa bahwa melaporkan kehilangan hanya akan membuang waktu tanpa ada jaminan penyelesaian kasus. Kondisi ini mencerminkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap efektivitas penegakan hukum di tingkat lokal.
Ketua RT setempat, mengaku sudah beberapa kali mengimbau warga untuk melapor setiap ada tindak kejahatan. "Tapi kalau warga sendiri merasa tidak percaya pada sistem, kami juga jadi sulit untuk menggerakkan mereka. Saya sudah melaporkan situasi ini ke kelurahan, tapi memang responsnya masih lambat," ujarnya.