Lihat ke Halaman Asli

Fathiulhaq Fahar Adyatma

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga 23107030120

Nihilisme: Kematian Adalah Tujuan Hidup Semua yang Bernyawa

Diperbarui: 6 Juni 2024   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 gambarhttps://flowgpt.com

   Jika kamu pernah berfikir bahwa untuk apa kita bekerja keras terhadap sesuatu yang kita tidak ketahui hasilnya, untuk apa jika semua yang kita lakukan selama ini tidak ada artinya, untuk apa kita memperjuangkan sesuatu jika semua itu nantinya akan berakhir, untuk apa kita hidup jika hanya untuk menunggu kematian untuk apa kita melakukan ini semua, Dan kenapa kita sebagai manusia melakukanya dengan suka rela, apa makna kehidupan yang kita hidupi selama ini Dan ada kalanya itu semua diakhiri dengan pemikiran untuk menghabisi diri sendiri. 

  Seperti dalam karya Naoki Urasawa berjudul "MONSTER" yang terbit tahun 1995 sampai 2001. Mengisahkan tentang protagonis Dan antagonis utama Dalam cerita ini yaitu Johan Liebert yang dimana dia adalah anak yang tidak diberi nama oleh orangtuanya untuk ekperimen menciptakan pemimpin sempurna untuk umat manusia, dalam cerita ini dikarenakan Johan tidak diberi nama yang dimana nama adalah dasar dari identitas membuatnya merasakan krisi identitas  dimana dia tidak tahu dirinya itu siapa Dan harus dipanggil apa hingga ia terjatuh kedalam nihilistik akut Dan berfikir semua tidak ada artinya, eksistensinya bahkan eksistensi orang lain tidak luput Dari pandangan nihilnya, dia beranggapan bahwa tidak ada nyawa yang setara Dan kesetaraan hanya bisa di gapai dengan kematian, karena kematian adalah tujuan Dari kehidupan. Dan menuntun Johan pada misinya yaitu mendatangkan kiamat pada dunianya Dan hanya menyisakan dirinya sendiri pada kesepian yang absolut Dan Johan menyebutnya sebagai bunuh diri sempurna.

  Johan hanyalah Salah satu Dari sekian banyaknya contoh penganut nihilisme walau di dalam cerita "MONSTER" dia digambarkan sebagai perwujudan Dari kejahatan itu sendiri di akhir cerita Johan mengetahui bahwa Ibunya memberinya nama yang membuat Johan setidaknya sedikit memahami apa itu eksistensi.

Nietzsche mengartikan nihilisme dengan mengatakan jika ini semua tidak dapat dihindari Dan kita harus menghadapinya betapapun menakutkan Dan sepinya Hal itu kamu harus menghadapinya. Sama seperti yang dilakukan Johan Liebert walaupun dia hidup dalam kenihilan akan tiba saatnya dia bisa memahami apa itu arti Dari eksistensi. 

Walaupun kita mengartikan semua sejatinya adalah ketiadaan, semua tak berarti, semua yang kita lakukan akan berakhir sia-sia, ketiadaan adalah awal Dari semuanya bahkan Dunia yang kita hidupi sekarang berawal Dari ketiadaan. Eksistensi tidak akan ada jika bukan Dari ketiadaan karena tidak akan ada terang jika bukan karena gelap, dengan mengetahui siapa dirimu dapat merubah kenihilan Dan menemukan arti dalam ketiadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline