Lihat ke Halaman Asli

Felinna Kharissatun

Mahasiswa UNISNU jepara'17

Pengelolaan Perilaku Anak Hiperaktif di Sekolah Inklusi

Diperbarui: 19 Juni 2020   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membahas tentang hiperaktif, kata yang tidak asing bukan? Ya, hiperaktif sering diartikan sebagai anak yang mempunyai kelebihan energi. Suharmini (dalam Puspitasari: 2016) Perilaku hiperaktif biasanya dialami anak dengan tidak mampu diam, kesulitan dalam memusatkan perhatian, bertindak semaunya dan tidak terkendali, yang disebabkan karena disfungsi neurologis. Di samping itu, ia banyak berbicara dan menimbulkan suara berisik.

Menurut Puspitasari (2016: 18) anak hiperaktif yang sering terjadi di sekolah yaitu anak tidak dapat menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Tidak bisa duduk tenang, susah untuk diam, sering keluar kelas, suka jalan-jalan, lari-lari saat kegiatan belajar mengajar, konsentrasi yang terpecah membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran dengan baik, rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin selesai saat mengerjakan tugas-tugas sekolah. 

Dalam kasus tersebut sering dijumpai anak hiperaktif banyak kesulitan dalam hal membaca, menulis, dan matematika. Kesibukan guru akan semakin bertambah dengan hadirnya anak hiperaktif yang membutuhkan perhatian atau bimbingan yang lebih dari guru. Namun demikian sebagai guru yang baik tentunya akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi gangguan perilaku hiperaktif pada anak didiknya.

Menangani perilaku hiperaktif, penanganan harus dilakukan secara bertahap dan fokus. Dari berbagai karakteristik yang dimiliki oleh anak hiperakktif, tentu saja harus dilakukan berbagai cara agar bisa mengatasinya diantaranya :

  1. Mencari faktor pemicu dari perilaku tersebut

Sebagai seorang guru, hendaknya kita mencari faktor-faktor yang menjadikan penyeban anak memiliki sikap yang hiperaktif, misalnya, apakah anak saat sulit untuk duduk karena merasa bosan atau membutuhkan perhatian yang khusus dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. Sehingga nantinya bisa dilakukan beberapa teknik untuk menghilangkan faktor tersebut.

  1. Memberikan apa yang menjadi keinginan anak, sebelum nantinya dia menuntutnya

Cara ini juga bisa dilakukan pada anak-anak di dalam kelas yang memang memiliki sifat hiperaktif, mislanya saja dengan memberikan perhatian sebelum anak tersebut mencari perhatian, dan mengalihkan berbagai kegiatan lain, apabila anak mudah sekali merasa bosan.

  1. Melakukan pengembangan dari tingkah laku yang dilakukan

Mempertahankan kelakuan baik dan mengembangkannya menjadi ke arah yang lebih baik lagi, bisa juga dilakukan dengan penguatan pada berbagai tiap perilaku dengan berupa imbalan. Misalnya saat anak melakukan hal-hal yang benar dan terpuji, anak diberikan imbalan atau hadiah agar nantinya bisa mempertahankan sikap yang sama.

  1. Membantu anak dalam menenangkan diri saat merasa frustasi dan marah

Membantu menenangkan anak apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan di dalam kelas, seperti anak yang tiba-tiba merasa marah dan juga frustasi.

Solusi dalam mengatasi anak hiperaktif di kelas dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut, guru dapat menangani perilaku anak hiperaktif dalam pembelajaran. Sehingga dapat meminimalisir adanya kegaduhan dalam kelas dan mengganggu konsentrasi peserta didik lain untuk belajar.

Daftar Pustaka:

Asta, Derina. 2019. “Cara Mengajar Anak Hiperaktif di Sekolah”. Diakses dari Dosen Psikologi . Tanggal 15 Juni 2020 (pukul 21:59)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline