Bias keremangan malam kini terasa
Pesona beraja merangsang indra
Pupil mungil itu berbinar tajam
Sesekali Menengadah seakan merampas mantra
Lentik kelopak berayun pelan
Sedang sudut bibirnya terus merekah
Berharap dari sana datang sorotan nakal
Demi puaskan berahi dan nafkah anak semata wayang
Tempat itu semakian jauh ditinggalkan senja
Naluri hewan dalam rupa manusia kian ekstra bekerja
Tiap sudut serambi ciptaan-Nya bertransaksi rasa