Lihat ke Halaman Asli

Felix Kim

Warga Indonesia di Moskow, Rusia

Sepenggal Cerita di Moskow

Diperbarui: 8 Februari 2020   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim dingin di Moskow. Foto pribadi (2020)

Menulis merupakan salah satu cara untuk bisa melepaskan penat dari rutinitas yang menyibukan. Namun, bukanlah hal yang mudah juga jika menulis tidak diiringi dengan niat. Kadang banyak hal di kepala ini yang ingin dituangkan melalui tulisan, tetapi kesibukan pekerjaan kadang mengalahkan niat untuk menulis.

Hari libur atau akhir pekan merupakan waktu yang tepat untuk dapat menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan. Ini merupakan waktu dimana saya bisa duduk dan menikmati secangkir kopi hangat diiringi musik dari televisi.

Suhu saat ini di Moskow adalah -12 derajat celcius. Musim dingin tahun ini tidak begitu dingin sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Entah mengapa, banyak kabar yang menyatakan bahwa karena efek pemanasan global. Namun, di satu sisi, musim dingin tahun ini terasa hangat, walau agak menyebalkan karena salju yang turun mencair dengan cepat, sehingga kondisi jalanan menjadi berair dan becek.

Teringat saat saya pertama kali menginjakan kaki di kota Moskow. Saya tiba pada tahun 2010. Masih membekas dalam ingatan, saat itu tanggal 7 Januari 2010 di bawah tekanan suhu udara 15 derajat Celcius di bawah nol pesawat mendarat di bandara Domodedovo. Salju turun dengan lebat, sehingga landasan udara terlihat putih bersih dari ketinggian. Moskow merupakan salah satu kota besar dan berkembang di Rusia. Saya menyukai Moskow, karena kota ini berubah dengan cepat. Fluktuasi perubahan itu dapat dirasakan dalam 10 tahun ini. Jika dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya, kota Moskow telah mengalami banyak perubahan. 

Hal yang paling sangat terasa adalah diperluasnya trotoar untuk para pejalan kaki. Kota Moskow mengalami perubahan yang sangat pesat. Gubernur kota Moskow sangat memperhatikan masukan dari warga Moskow untuk perkembangan kotanya. Sebagai ibukota, Moskow memberikan banyak fasilitas yang mendukung warganya untuk beraktivitas. Dan pemerintah kota Moskow menerapkan sanksi tegas bagi para warga yang melanggar aturan tata kota.

Saya ingat bahwa di tahun 2010, ketika saya datang, banyak sekali pedagang kaki lima yang membangun kios di kisaran stasiun Metro. Tentunya situasi pedangang kaki lima di kota Moskow berbeda dengan situasi di Jakarta. Para pedagang kaki lima di kota Moskow membangun kios-kios kecil untuk mejajakan dagangannya. dengan banyaknya kios membuat situasi di kisaran stasiun Metro menjadi kumuh. Dan sejak tahun 2016, pemerintah kota Moskow mulai menggiatkan untuk menata kota. Hal yang tampak berbeda adalah penampilan salah satu stasiun di pusat kota Moskow.

Stasiun Metro Chisty Prudy, Moskow tahun 2006 (Foto pastvu.com)


Stasiun Metro Chisty Prudy terletak di pusat kota Moskow. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun tersibuk di kota Moskow, karena selain dekat dengan pusat kota, stasiun ini juga dikelilingi oleh restoran. Pada tahun 2006, banyak kios liar yang dibangun di kisaran stasiun. Tampak pada foto, bahwa kepadatan stasiun ini menyebabkan juga kemacetan di kisaran stasiun.

Sejak tahun 2016, pemerintah kota Moskow melalukan penataan kota. Dan pemerintah kota Moskow mulai menertibkan kios-kios ini dan menghancurkan kios-kios ini agar tata kota semakin baik.

Sebuah traktor menghancurkan kios-kios di kisaran stasiun metro Chisty Prudy (Foto: Artyom Sivanoz, Gazeta.ru)

Walau mendapatkan beberapa protes dari warga yang melakukan bisnis di kisaran kios, penggusuran dan penertiban tetap dilakukan. Dan setelahnya, tampak sekali perubahan-perubahan tata kota di Moskow. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline