Lihat ke Halaman Asli

Felicia Zevanya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa UNAIR Menggandeng UPTD ABK Sidoarjo dalam Membuat Aplikasi AurA, Aplikasi Berbasis Augmented Reality untuk Anak Autisme

Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan bagi mahasiswa untu meningkatkan kemampuan akademis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi salah satu kampus yang gencar mendorong para mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan PKM. Tahun ini, terdapat 45 kelompok mahasiswa UNAIR yang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah yang terdiri dari berbagai bidang PKM.

Salah satu kelompok tersebut yaitu kelompok PKM-KC (Karsa Cipta) yang diketuai oleh Felicia Zevanya Maber Sitompul dan beranggotakan Bima Sakti Putra Yusuf, Ni Made Prami Dewanggi, Aulia Widi Mangesti, serta Rayhan Ajie Nugraha. Kelompok itu dibimbing oleh seorang dosen Fakultas Psikologi UNAIR, Pramesti Pradna Paramita MEdPsych PhD.

Teliti tentang Aplikasi Pelatihan untuk Anak Autisme

Judul PKM kelompok Felicia yaitu “Aplikasi Pelatihan Interaksi Sosial Dasar berbasis Augmented Reality untuk Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD)”. Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Jumat (25/8/2023), Felicia menuturkan kelompoknya memilih topik ini karena kasus autisme yang semakin meningkat setiap tahunnya.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan kegiatan bagi mahasiswa untu meningkatkan kemampuan akademis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Universitas Airlangga (UNAIR) menjadi salah satu kampus yang gencar mendorong para mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan PKM. Tahun ini, terdapat 45 kelompok mahasiswa UNAIR yang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah yang terdiri dari berbagai bidang PKM.

Salah satu kelompok tersebut yaitu kelompok PKM-KC (Karsa Cipta) yang diketuai oleh Felicia Zevanya Maber Sitompul dan beranggotakan Bima Sakti Putra Yusuf, Ni Made Prami Dewanggi, Aulia Widi Mangesti, serta Rayhan Ajie Nugraha. Kelompok itu dibimbing oleh seorang dosen Fakultas Psikologi UNAIR, Pramesti Pradna Paramita MEdPsych PhD.

“Kami ingin membantu anak autisme agar dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya. Kami juga ingin meluruskan kesalahpahaman masyarakat terhadap autisme yang menganggap bahwa ASD adalah penyakit,” ujar Felicia.

Padahal, sambung Bima, ASD bukanlah penyakit, melainkan cara anak memandang dunia secara berbeda dari anak pada umumnya. Terkait dengan kebaharuan dari penelitian sebelumnya, Bima menerangkan intervensi bagi anak dengan ASD berbasis augmented reality di Indonesia sebelumnya hanya memperhatikan kemampuan belajar, bukan kemampuan sosial.

“Pada dasarnya, augmented reality adalah sebuah pengalaman interaktif yang menambah ketersediaan informasi berupa elemen visual, suara, atau stimulus lain melalui media sebuah gadget,” jelas Bima.

User yang menggunakan augmented reality, lanjut Ni Made, dapat merasakan pengalaman yang lebih imersif dengan adanya stimulus tambahan pada media augmented reality. Stimulus tambahan tersebut yaitu intervensi social stories dan video modelling pada aplikasi mereka.

Dapat Diterapkan bagi Pengidap Sindrom Asperger

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline