Lihat ke Halaman Asli

Felicia Zevanya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Kontribusi Mahasiswa terhadap Situasi Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 Juni 2022   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada beberapa tahun ini, negara kita dihadapkan dengan situasi yang mencekam yaitu dengan adanya wabah pandemi virus covid-19. Virus ini pertama kali ditemukan di sebuah kota yang bernama Wuhan, China. Adapun gejala yang diberikan dari virus ini adalah bersin-bersin, sakit tenggorokan, flu, bahkan infeksi berat seperti pneumonia. Selain itu, gejala dari virus ini dapat menjadi parah apabila penderita memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, asma, dan sebagainya. 

Penyebaran virus Covid-19 ini pun dinilai sangat cepat di mana sejak pengumuman kasus pertama di Indonesia pada 3 Maret 2020 akibat COVID-19, jumlah kasusnya terus bertambah secara signifikan dan mengerikan. Hal ini dikarenakan virus ini disebarkan dari manusia kepada manusia lain melalui droplet ataupun percikan air liur. Untuk menanggulangi wabah ini, upaya pertama yang dilakukan oleh pemerintah yaitu serentak mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan 3M, “Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak”. Dengan adanya upaya 3M ini secara tidak langsung membuat semua aspek kehidupan di Indonesia menjadi terganggu dan bermasalah. Hal ini dikarenakan semua aktivitas yang semula bisa dilakukan di luar rumah untuk berubah menjadi di dalam rumah saja. Akibatnya kegiatan belajar mengajar pun juga menjadi terganggu. Adapun guna kegiatan belajar mengajar ini dilakukan di dalam rumah yaitu agar mengurangi kontak fisik sehingga dapat mencegah penyebaran virus Covid-19 ini. Sayangnya, kebijakan tersebut menghambat proses belajar mengajar yang seharusnya dapat dilakukan dengan optimal di sekolah.

Menanggapi permasalahan ini, Departemen Pengabdian Masyarakat (PengMas) BEM Fakultas Farmasi UNAIR ikut berkontribusi melalui Program Kerja Community Development yang bernama Farmasi Mengajar. Dalam program ini mereka membantu para pelajar khususnya yang berada di bangku sekolah dasar untuk memahami materi sekolah melalui kegiatan edukatif. Rangkaian kegiatan ini pun meliputi pemberian materi kefarmasian dan materi sekolah guna meningkatkan pengetahuan pelajar mengenai kesehatan dan materi sekolah.

Selain memberi dampak pada situasi pendidikan, pandemi covid-19 ini juga memberikan dampak secara personal yaitu kepada kesehatan mental seseorang. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan sosial yang bertujuan menekan angka penularan virus corona. Situasi yang serba membatasi gerak sehari-hari dapat menimbulkan perasaan tertekan, stress, bahkan depresi. Untuk mengatasi hal ini, Departemen Branding BEM Fakultas Psikologi UNAIR mengeluarkan sebuah platform kesehatan mental yang bisa digunakan baik oleh mahasiswa UNAIR maupun masyarakat luas. Adapun nama dari platform ini yaitu Airlangga Safe Space (ASAP) yang mana diluncurkan dalam sebuah bentuk website. Dalam platform ini, kita dapat melakukan tes kesehatan mental, mengikuti konseling, curhat secara anonim, dan sebagainya yang mana nantinya kegiatan tersebut akan dikendalikan langsung oleh mahasiswa S1 UNAIR yang sudah terdaftar sebagai tenaga kerja dari ASAP.

Dengan adanya kontribusi ini, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi akibat adanya pandemi Covid-19 ini. Tak hanya itu, kontribusi ini juga diharapkan agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat agar dapat senantiasa membantu berupaya menanggulangi dampak dari virus covid-19 ini, terutama bagi para mahasiswa. Apalagi dengan adanya julukan bahwa mahasiswa merupakan agent of change (agen perubahan). Maka dari itu, sesuai dengan julukannya agent of change, mahasiswa diminta untuk bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu agar ilmu tersebut dapat diaplikasikan kepada masyarakat dan bukan hanya sekedar mencari gelar yang kelak akan menempel pada nama, akan tetapi ada manfaat yang bisa diambil dalam gelar itu. Dengan begitu, ketika ada suatu masalah, mahasiswa dapat menjadi tonggak perubah dari masalah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline