Lihat ke Halaman Asli

Felicia Ivana

Universitas Mercu Buana

Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality

Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Menjadi sarjana bukan hanya tentang memperoleh gelar, tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan melakukan practical value rationality, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai yang praktis dan rasional. 

Kemampuan ini menjadi semakin penting di era modern dimana lulusan diharapkan dapat memecahkan masalah kompleks di dunia kerja. Namun, mengapa kemampuan practical value rationality ini memiliki peranan penting bagi kesuksesan Sarjana? Mengapa banyak lulusan merasa kurang siap menghadapi tantangan praktis setelah lulus? Dan bagaimana Dan bagaimana cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan practical value rationality? Mari kita bahas lebih lanjut.

  • Why :  Mengapa kemampuan practical value rationality ini memiliki peranan penting bagi kesuksesan Sarjana?

Practical value rationality, atau kemampuan untuk bertindak berdasarkan nilai-nilai yang praktis dan rasional, memiliki peranan penting bagi kesuksesan profesional karena membantu individu dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien di lingkungan kerja. Di dunia profesional, terutama dalam situasi yang kompleks dan dinamis, kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai opsi berdasarkan prinsip-prinsip pragmatis dan etis. Sebagai contoh, seorang manajer yang mampu menerapkan practical value rationality dapat memilih strategi bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini berbeda dengan keputusan yang hanya didasarkan pada keuntungan jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang atau etika.

Selain itu, practical value rationality juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan kepemimpinan yang kuat. Pemimpin yang dapat berfokus pada nilai-nilai praktis dan rasional cenderung lebih dihormati dan dipercaya oleh timnya, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. Kemampuan ini juga memungkinkan profesional untuk menavigasi ambiguitas dan ketidakpastian dengan lebih baik, sesuatu yang sangat penting di dunia kerja yang terus berubah. Dengan demikian, lulusan yang memiliki kemampuan practical value rationality cenderung lebih mudah menyesuaikan diri, lebih inovatif, dan lebih mampu berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, sehingga meningkatkan peluang mereka untuk sukses dalam karier mereka.

  • Why : Mengapa banyak lulusan merasa kurang siap menghadapi tantangan praktis setelah lulus?

Banyak lulusan merasa kurang siap menghadapi tantangan praktis setelah lulus karena pendidikan formal sering kali lebih menekankan pada teori daripada keterampilan praktis. Selama kuliah, mahasiswa sering belajar melalui buku teks dan kuliah di kelas, yang mungkin tidak secara langsung mencerminkan situasi nyata yang akan mereka temui di dunia kerja. Akibatnya, mereka mungkin tidak menerima cukup kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang dibutuhkan seperti komunikasi efektif, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah yang kompleks dalam lingkungan kerja yang dinamis. Ketika lulusan ini masuk ke dunia kerja, mereka sering menghadapi kesulitan karena harus belajar menerapkan pengetahuan teoretis mereka ke dalam situasi praktis yang belum pernah mereka alami secara langsung.

Selain itu, banyak universitas dan institusi pendidikan yang kurang memberikan pelatihan yang memfokuskan pada pengembangan soft skills, seperti kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, dan bekerja sama dalam tim. Soft skills ini sangat penting untuk keberhasilan di lingkungan professional karena membantu individu untuk berinteraksi dengan baik dengan rekan kerja dan mengatasi tantangan yang tidak terduga. Tanpa pengembangan soft skills yang memadai selama masa studi, lulusan mungkin merasa kesulitan untuk mengikuti ritme kerja yang berbeda dari lingkungan belajar mereka serta mengatasi tekanan atau ekspektasi yang ada di dunia profesional. Inilah mengapa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja sering kali terasa menantang bagi banyak lulusan.

  • How : Dan bagaimana Dan bagaimana cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan practical value rationality?
  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek melibatkan Mahasiswa  dalam proyek nyata atau simulasi yang menuntut mereka untuk memecahkan masalah secara langsung. Dalam metode ini, Mahasiswa mengerjakan proyek yang melibatkan berbagai langkah, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi. Dengan cara ini, dapat mengembangkan kemampuan practical value rationality karena mereka harus menerapkan pengetahuan teoretis ke dalam tindakan praktis. Proyek yang menantang juga mendorong Mahasiswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan berdasarkan data nyata, dan belajar dari kesalahan serta umpan balik yang diterima selama proses.

  1. Magang dan Praktik Lapangan

Melakukan magang atau praktik lapangan memberikan mahasiswa kesempatan untuk mengalami situasi dunia kerja yang sesungguhnya. Dalam lingkungan ini, mereka dapat belajar langsung dari profesional berpengalaman dan melihat bagaimana teori diterapkan dalam konteks praktis. Pengalaman tersebut tidak hanya membantu dalam memperkuat teori yang telah dipelajari di kelas, tetapi juga mengasah kemampuan mereka dalam menangani masalah nyata yang tidak ada dalam buku teks. Selain itu, magang dan praktik lapangan juga membantu lulusan menjalin jaringan profesional yang penting untuk karir masa depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline