Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin cepat menciptakan inovasi-inovasi baru khususnya di bidang jurnalistik. Istilah jurnalisme online menjadi salah satu hasil dari adanya pertemuan antara praktik jurnalisme dengan perkembangan teknologi komunikasi (AR, 2016). Jurnalisme di era sekarang tidak lagi mengutamakan media konvensional tetapi mulai bergeser ke arah media daring. Media sosial menjadi media daring yang paling banyak digunakan untuk melaporkan dan menyebarluaskan hasil jurnalisme.
Keterbukaan dan Kecepatan
Twitter sebagai layanan jejaring sosial berupa mikroblog memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicuan (tweets) (Sambo & Yusuf, 2017). Twitter dapat dikategorikan sebagai jurnalisme karena kemampuannya untuk berbagi gambar dan mendistribusikan suatu berita serta informasi. Kecepatan dan keterbukaan twitter sebagai salah satu media sosial dalam mendistribusikan berita menjadi daya tarik untuk mencari dan memperoleh berita terbaru atau menemukan berita/informasi lama yang ingin dibaca kembali.
Twitter menjadi salah satu media sosial dengan sifat keterbukaan yang tinggi karena memberikan ruang tak terbatas untuk memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya pada khalayak luas. Konten liputan jurnalis dan non-jurnalis yang ditulis di Twitter juga menjadi sumber berita yang menarik bagi khalayak bahkan jurnalis.
Segala bentuk tulisan (tweet) yang dibuat oleh pengguna Twitter berupa opini, cerita pribadi, masalah pribadi, atau bahkan cerita tentang peristiwa yang terjadi disekitarnya menjadi salah satu bentuk keterbukaan dalam Twitter, sehingga privasi sudah tidak lagi di permasalahkan. Kecepatan penyebaran berita di Twitter yang sangat cepat dan bahkan hanya dalam hitungan detik, dapat menjadikannya sebagai dampak postif maupun negatif.
Ketika informasi yang masih mentah diterima oleh publik dan informasi yang belum dipastikan kebenarannya itu telah tersebar di Twitter, maka informasi tersebut dapat langsung diperbincangkan orang bahkan sampai menjadi trending topic tentu saja akan menciptakan kesalahpahaman. Akan tetapi, perkembangan teknologi yang membuat penyebaran berita semakin cepat sangatlah ideal bagi pemilik media penyiaran. Mereka memanfaatkannya untuk menyebarkan berita-berita breaking news dan headlines agar publik tidak perlu menunggu di hari berikutnya ketika koran diterbitkan untuk mendapatkan berita terbaru.
Keterbukaan yang ada didalam Twitter juga berkaitan erat dengan kecepatan Twitter dalam penyebarluasan berita. Tweet yang ditulis oleh orang penting dan terkenal, seperti selebriti akan cepat tersebar menjadi bahan berita bagi mereka para pencari berita infotainment atau bahkan menjadi bahan penulisan berita bagi para jurnalis. Jurnalis akan lebih mudah dalam mengutip kata-kata yang ditulis oleh tokoh terkenal tersebut dari status twitternya (tweet).
Akan tetapi, pengutipan yang dilakukan oleh jurnalis tersebut terkadang tidak diikuti dengan verifikasi langsung dari pemilik akun tersebut. Bisa jadi akun tersebut adalah akun palsu yang sengaja dibuat untuk kepentingan-kepentingan pihak lain. Padahal dalam menyajikan sebuah berita/informasi, jurnalisme harus menyajikan fakta yang akurat dan sudah diverifikasi.
Kebenaran atau fakta yang akurat adalah hal yang mutlak (Wendratama, 2017). Konten jurnalisme yang memiliki batas-batasannya sendiri mulai tergeser karena perkembangan internet. Sebelumnya, terdapat batas yang tegas antara konten serius berupa hal-hal penting bagi publik dan konten hiburan. Namun, saat ini batas-batas antara jurnalisme dan infotainment semakin lama semakin pudar akibat keterbukaan privasi yang diumbar melalui media sosial.
Keakuratan
Rabu, 3 Oktober 2018 lalu, warga Indonesia dikejutkan dengan kabar meletusnya Gunung Soputan di Sulawesi Utara. Kabar tersebut bertambah heboh ketika tersebarnya foto dan video terkait meletusnya Gunung Soputan. Masyarakat mendapatkan video mengenai lava yang dikeluarkan oleh Gunung Soputan dan video detik-detik meletusnya gunung tersebut. Foto dan video ini juga tentunya tersebar luas di dunia media sosial di Indonesia, salah satunya Twitter.