Lihat ke Halaman Asli

Penulis Harus Takut atau Berani?

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sehabis nonton Mata Najwa edisi Rabu,25 Februari 2015, ada hal yang menjadi pertanyaan besar buatku. yaa,sesuai dengan judulnya.. "Penulis Harus Takut atau berani?".

Banyak orang menulis kegundahan hati dan pikirannya, tapi ujungnya bisa dituntut...menjadi penguasa ya seperti itu. "Penguasa mana mau dikalahakan dengan pengusaha dalam arti yang luas". Kalimat ini memang benar sih...tapi boleh donk...ditambain "Penguasa juga punya Penguasa lagi di atasnya yaitu Tuhan"

Kritikan pasti menjadi sesuatu yang baik ke depannya bagi yang dikritik. Selama kita hidup pasti selalu ada yang kurang, namun dengan kritikan kita bisa menjadi mawas diri. Lalu, kenapa kalian para penguasa harus tersinggung ?

Buat kita-kita yang notabene tidak bermain politik, tapi karena kita warga negara berarti secara tidak langsung menjadi bagian dari politik sebuah negara. Lalu, apakah para penguasa baik politik maupun perorangan, mau jika warga negaranya atau karyawan bahkan konsumennya itu ibarat patung ??

Waduh,kalo mau seperti itu repot juga yaaaa....

Baiknya, diterima dengan baik kritikan itu...percaya deh...aku tuh pernah mengkritik Gramedia,Jak FM, Metro TV...tapi mereka mau loh menerima..waktu itu aku mengkritik penyebutan kata "Cina" yang terdengar sarkasme , apalagi sudah ada Keppres Feb tahun 2014, dan salutnya mereka mau menerima meskipun sempet membenarkan diri bahwa kata "Cina" boleh digunakan...

Lalu, apa yang menjadi kelebihan dari mereka....banyak, yang pasti...

Masyarakat kalo mau tau berita-berita terkini, yang dibuka lebih dulu adalah stasiun TV berita yaitu Metro TV, lalu Jak FM sudah pasti semakin banyak pendengar setianya.

Bersiap untuk mendengar kritikan sebagai masukan baik, termasuk diriku...aku juga berjuang siap untuk dikritik dan itu menjadikan aku mawas diri, bukan berarti terus merasa kurang, tapi setiap harinya harus mawas diri...

Mawas diri itu penting untuk kehidupan yang dewasa.

Dewasa itu bukan berarti ga bisa ketawa ngakak, guling-guling,lari-lari,manja-manja, Dewasa itu bukan berarti ga bisa petakilan. Dewasa itu pola pikir.

Jadilah, dewasa dalam arti yang sebenarnya.

Rabu,25 Febuari 2015

Pk 22.18

@kf corner




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline