Lihat ke Halaman Asli

Felda Pavita

Kimia 2020 Universitas Airlangga

Jawab Keresahan Warga tentang Pupuk, Begini Cara Mahasiswa KKN-BBK2 Universitas Airlangga di Gresik

Diperbarui: 9 Agustus 2023   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN-BBK2 Universitas Airlangga (Dokpri)

Sudah 2 tahun warga eluhkan pupuk untuk tambak langka, begini langkah mahasiswa KKN-BBK2 Universitas Airlangga di Tambak Beras, Cerme, Kabupaten Gresik untuk atasi permasalahan tersebut.

Purnama solusi untuk tambak. Purnama--akronim dari "pupuk alternatif untuk tambak"--merupakan penyuluhan tentang pupuk alternatif untuk tambak dan praktik pembuatan pupuk fermentasi. Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa KKN atau Belajar Bersama Komunitas (BBK2)  Universitas Airlangga, Surabaya, pada 11 Juli hingga 5 Agustus 2023.

Bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan (PPL) Dinas Perikanan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sembilan mahasiswa dari kelompok KKN-BBK2 yang berada di Desa Tambak Beras, Kecamatan Cerme,  dengan berbagai jurusan tersebut mengadakan penyuluhan kepada kelompok budidaya ikan (POKDAKAN) desa itu. Sebelum praktik pembuatan pupuk tersebut, kegiatan diawali dengan pemberian materi tentang cara pengelolaan tanah tambak, kultur air, kultur probiotik, kelebihan pupuk fermentasi, dan cara pengaplikasian pupuk. Didampingi PPL, mahasiswa dan petambak membuat pupuk alternatif dengan campuran EM4 perikanan dan molase yang kemudian difermentasi selama dua-tiga hari. Agar hasilnya maksimal dipergunakan aerator. 

KKN-BBK2 Universitas Airlangga  (Dokpri)

Melalui kegiatan ini, petani tambak diharapkan mengetahui kelebihan pupuk fermentasi berikut proses pembuatan dan pengaplikasiannya. Pupuk fermentasi ini dapat menjadi alternatif pengganti atau tambahan pupuk kimia. Hal ini juga merupakan sebuah terobosan solusi untuk penyediaan pupuk saat terjadi kelangkaan pupuk kimia.

Masalah yang dihadapi petani tambak terkait dengan pupuk adalah pemerintah sudah tidak mengalokasikan pupuk subsidi untuk perikanan. Karena itu, petani tambak harus membeli pupuk non-subsidi yang harganya sangat mahal. Karena langka, selain harga mahal juga pupuk urea sulit didapatkan. Dari dua permasalahan pokok tersebut, produksi perikanan di Desa Tambak Beras menurun drastis, padahal desa ini sekitar 70 persen potensi daerahnya adalah hasil tambak. Karena itu perlu adanya edukasi tentang pupuk alternatif agar dapat mengurangi ketergantungan petani tambak terhadap pupuk kimia.

KKN-BBK2 Universitas Airlangga  (Dokpri)

Terkait keberlanjutan program, perlu dilakukan pemantauan pembuatan dan pengaplikasian pupuk alternatif tersebut baik oleh Kelompok Pokdakan maupun PPL dari Dinas Perikanan Kabupaten Gersik. Yang tak kalah penting adalah pemantauan keberhasilan dari kegiatan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline