Lihat ke Halaman Asli

#SajakCintaPadaKefanaan--Epilog-1

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam yang rumpang
mengeja gigil tiap desahan
apa yang bisa kita bagi selain resah dan gundah
sebenarnya kita sedang bertransaksi
mengelompokan setiap puas sebagai buah
bukan hati yang patah, jiwa kita terbelah

kenangan adalah perangkap hebat
ia pencopet lihai di setiap langkah
kita yang selalu mencoba menjadi hebat
setiap saat ketika kita menindas hasrat
dalam mimpi yang teramat indah
kita telah menggagahi mimpi sejadi-jadinya

yang teratur dalam ketidakteraturan
mulai menuai setiap tusukan sebagai perih
kenangan telah mekar, kenang-kenangan telah mulai bersinar
warna-warna telah menempel di kanvas-kanvas kosong
tinta-tinta dan memori elektronik menjaga sebagian
yang tersisa di pikiran mungkin tak sampai menuju kefanaan

ranting-ranting pohon jambu telah mengering tanpa dedaunan
disana, seekor murai berkicau dari pagi
panggilan telah datang, pintu telah terbuka
di tanganmu kini, di dekapanmu, di buaianmu
bukankah sudah kuketuk kembali pintumu, kasih?

Kapau, 25/3/2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline