Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Perilaku atas Penerapan Social Distancing demi Mencegah Penularan Covid-19

Diperbarui: 1 Mei 2020   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Social distancing (pembatasan sosial) adalah salah satu diantara imbauan pemerintah, mengacu atas instruksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ketika menerapkan social distancing, seseorang di haruskan untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau beresiko tinggi menderita virus corona. Pembatasan sosial ini bukan hanya berlaku di tempat umum, tetapi juga berlaku di setiap keluarga. Karena belum tentu seluruh anggota keluarga itu negatif dari virus corona.

Implemetasi lainnya dari social distancing ini ialah warga dan masyarakat sangat diminta agar mengurangi aktivitas sosial, menerapkan bekerja dan belajar dari rumah, menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, dan tidak mengunjungi orang yang sedang sakit.

Selain memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Social distancing ini tentunya mempunyai dampak lain. salah satunya ialah perubahan perilaku individu. Karena aktivitas rutin yang telah dijalani bertahun-tahun, mendadak harus berubah atau bahkan tanpa persiapan sedikitpun. Tentunya seseorang sangat butuh beradaptasi untuk bisa menjalani kegiatan dirumah saja tanpa berpergian kecuali sangat dibutuhkan untuk pergi.

Hal ini akan lebih berat dirasakan oleh seseorang yang tinggal sendirian, karena interaksi dengan orang lain adalah kebutuhan manusia. Berbeda dengan seseorang yang tinggal bersama teman atau keluarganya, karena mereka masih bisa berinteraksi walaupun dalam keluarga menerapkan jaga jarak.

Penyesuaian akan hal ini tentunya menjadi sangat penting bagi seseorang. Waktu yang dibutuhkan setiap individu untuk bisa menyesuaikan aktivitas selama pembatasan sosial inipun akan berbeda-beda, ini semua tentunya tergantung pada individu tersebut.

Untuk bisa menghadapi pembatasan sosial ini tentunya seseorang harus mempunyai cara untuk menjadikan dirinya bisa bertahan akan penerapan pembatasan sosial ini. Contohnya menjaga kebersihan, menjalankan upaya pencegahan virus corona, menjadikan media teknologi untuk berinteraksi, menjadikan kegiatan positif selama dirumah saja, memanfaatkan waktu untuk bersama atau dengan keluarga, beribadah, melakukan hal-hal yang menyenangkan, dan lain sebagainya.

Kebiasaan akan hal-hal yang dilakukan ketika adanya Covid-19 pun akan bisa terjadi ketika pandemi ini sudah berkahir dan aktivitas kembali pulih. Contohnya masyarakat akan lebih sering membersihkan diri, menjaga lingkungan bersih, menjadi lebih berhati-hati kepada orang lain demi bisa terhindar dari penyakit menular dan sebagainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline