Lihat ke Halaman Asli

R. Fefatahillah

Aktivis, Menulis. PMII Jakarta Selatan.

Cerita Kelaliman

Diperbarui: 26 November 2023   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pada suatu hari, seorang raja dan putra mahkotanya sedang blusukan mengunjungi negeri. Tepat di tengah hutan, di balik suatu rumah bilik anyaman---terdengar seorang perempuan menangis histeris.

Sang raja dan putranya pun menghampiri sumber suara tersebut. Sang raja pun langsung bertanya, "Kenapa kamu menangis?"

"Ayahku mati diterkam harimau satu tahun lalu, suamiku mati diterkam harimau satu bulan yang lalu, putraku satu-satunya pun mati diterkam harimau satu minggu lalu", pungkas perempuan tersebut selagi memegangi pisau yang terarah kepada sang raja beserta putra mahkotanya.

"Lalu kenapa kamu masih bertahan di tempat ini?", tanya sang putra mahkota dengan raut keheranan.

"Aku lebih takut dengan pemerintah yang kejam daripada harimau yang buas", jawab sang perempuan.

Dengan senyum manis, sang raja dan putra mahkotanya menghunuskan keris ke tubuh sang wanita.

Kemudian datang adik bontot dari putra mahkota meletakkan mawar merah di atas jasad wanita yang malang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline