Orang orang Masehi (Kristen, Katholik, yahudi ) bangga dengan munculnya tahun baru Mesehi, berbagai acara spektakuler di tampilkan di seluruh belahan bumi, guna menyembut datangnya, tahun baru Meshi. trompet dan kembang api menjadi ciri khas tahun baru Mesehi. Hotel hotel diseluruh duniapun penuh sesak dengan booking tempat untuk sekedar menikmati dan meluluhlantakkan keperawanan dan keperjakaan lewat tol tol setan. Bisa ribuan perawan setiap tahun baru masehi terkuak habi di ranjang ranjang biru, atas dasar suka sama suka.
Konon, entah kapan ada peringatan tahun baru Hijriyah. Yang jelas, namanya "tahun baru" atau Ultah kelahiran semuanya itu adalah produk orang orang Masehi (yahudi, kristen, katholik) yang deman dengan pesta pesta dalam setiap perayaan yang diadakan mereka. Artinya hal itu adalah foto kopy dari orang orang tersebut. Mengherankan tentunya bagi orang yang ngaku muslim tetapi buta sejarah Islam, karena hal hal yang bersifat pera
yan dalam Islam itu adalah bersifat Ibadah. Misal "Idul fitri dn idhul Adhha" keduanya adalah syar'i berdasarkan ketentuan yang sudah ada. Oleh karenanya sesuatu perayaan memang dibutuhan dalil agama, selama hal itu erat kaitannya dengan agama itu sendiri. Karena bulan bulan dalam Islam memiliki ketentuan tersendiri, maka seharusnya momentum Tahun baru Islam yang menjadi perayan hendaknya harus berangkat dari dalil.
Apalagi bila meninjau lebih jauh, tahun baru islam dirayakan dengan kembang api dan arak arakan diseluruh kota, tentu sangat menarik kita untuk menilai dan membandingkan. Kalau "tahun baru Islam " atau tahun baru mesih" adalah satu nama tahun baru yang bersifat modifikasi dengan pakai atribut Islam. padahal dari aspek pemulyaan terhadap tahun baru adalah sama, sama sama memuja tahun baru, kendati pakai label Islam. Tidak pernah seorangpun, baik nabi, sahabatnya, tabiin, tabiit tabiin merayakan ultah muharram. Imam mazhabpun tak perna merayakan 1 Muharram sebagai tahun baru Hijriyah
Yang jelas kata "ultah tahun Baru " itu produk non Muslim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H