Lihat ke Halaman Asli

Fedro Septian Dwi Putra

Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Universitas Bengkulu

Di Kala New Normal Belanja Online Kian Diminati, Siapa yang Terkhianati?

Diperbarui: 23 November 2020   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source image: kupang.tribunnews.com

Di Era new normal sebagai penanda transisi lockdown menuju kenormalan baru sehabis covid-19 ini tampaknya masyarakat semakin hari kian menunjukan suatu perubahan sesuai dengan slogan masyarkat dewasa ini yaitu new normal, new life

Kian hari banyak masyarakat yang melakukan berbagai macam aktifitas layaknya menjalankan aktifitas normal kembali seperti dalam bidang pendidikan, religius, sosial dan tak terkecuali dalam bidang berbisnis.

Di masa new normal ini, salah satu perubahan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu belanja online. Jika sebelumnya masyarakat banyak menggunakan metode tradisional, kini mereka lebih mengadopsi metode digital.

Belanja online saat ini menjadi trend baru yang semakin digeluti oleh masyarakat karena masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk membeli sesuatu mengingat penyebaran covid-19 yang sangat massive saat ini, sehingga masyarakat tidak perlu datang bersusah payah mendatangi toko yang mereka inginkan untuk membeli barang yang mereka butuhkan. Mereka cukup dengan berselancar menggunakan berbagai macam aplikasi e-commerce saja  yang mana penjual dan pembeli tidak perlu tatap muka untuk melakukan transaksi. Pembeli tinggal memesan barang yang diinginkan, kemudian untuk pembayarannya dapat dilakukan dengan transfer melalui supermarket, bank atau credit-card. Setelah itu, barang akan dikirimkan ke alamat sesuai keinginan pembeli.

Menurut laporan dari Tinjauan Big Data 2020 oleh BPS, penjualan daring di Indonesia pada Februari-Juli 2020 meningkat tajam, yakni melonjak 320 persen di Maret 2020 dan 480 persen di April 2020, dibandingkan Januari 2020.

Selain itu berdasarkan  data dari Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) mencatat bahwa kenaikan masyarakat dalam berbelanja online mencapai 400%.

Hal ini juga diungkapkan Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta dalam webinar seputar sistem pembayaran digital yang diadakan CNBC Indonesia. Filianingsih mengatakan saat ini belanja online dan pembayaran digital menjadi primadona di tengah pandemi.

"Transaksi UE (uang elektronik), digital banking, dan e-commerce meningkat. Ini mencerminkan perilaku manusia yang mulai beradaptasi pada digital. Yang tadinya tidak pernah belanja online, tidak pernah menggunakan digital payment terpaksa mereka melakukan itu," kata Filianingsih.

Yang mana peningkatan tersebut berdasarkan data yang dilakukan oleh BI. Tercatat bahwa dikuartal pertama pada tahun 2020, transaksi di dalam e-commerce yaitu mencapai 275,8 juta kali dengan nominal Rp.58,8 trilliun.

Para pakar juga banyak mengatakan bahwa  COVID-19 ini mungkin sangat mempengaruhi dan membunuh perekonomian global termasuk indonesia namun, pandemi COVID-19 ini juga menjadi berkah yang tersembunyi karena bisa mendorong transformasi dan adopsi digital di Tanah Air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline