Dunia anak adalah bermain. Maka sudah selayaknya pembelajaran dikemas dengan metode bermain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bermain berasal dari kata dasar main yang berarti melakukan aktuivitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak). Artinya bermain adalah aktivitas yanng membuat hati seorang anak menjadi senang,nyaman, dan bersemangat.
Sedangkan permainan adalah suatu yang digunakan untuk bermain. santrock mengatakan permainan adalah kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan. Menurutnya, permainan memungkinkan anak melepas energi fisik yang berlebihan dam membebaskan perasaan yang terpendam. Dengan bermain perasaan anak menjadi bahagia, sehingga akan mengalami kenyamanan dalam melakukan serankaian kegiatan pembelajaran.
Anak melakukan kegiatan bermain tidak hanya ketika mereka berada di rumah, akan tetapi ketika mereka berada di sekolah juga. Kegitan bermain pada anak jangan dirtikan hanya sebatas bermain saja, akan tetapi kegiatan bermain anak merupakan salah satu kegiatan belajar bagi anak. Belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat anak jeneh dan tertekan. Dimana peran seorang guru sangat mempengaruhi kegiatan bermain anak ini. Guru yang kreatif akan mudah melakukan pembelajaran melalui bermacam-macam permainan baru.
Bermain merupakan upaya bagi anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan serta cara anak menjelajah lingkungannya. Bermain juga membantu anak untuk menjalin hubungan soial antar anak. Ketika anak mulai masuk ke suatu lembaga pendidikan prasekolah (TK/RA), anak-anak harus mulai bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat, karena dalam beberapa hal kegiatan bermain di sekolah berbeda dengan kegiatan bermain di rumah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini,
Kegiatan Bermain di Sekolah
Kegiatan Bermain di Rumah
Memiliki kesempatan bermain dalam kelompok yang lebih besar
Kesempatan bermain dengan kelompok yang lebih kecil
Alat permainan lebih banyak dan beragam, misalnya jumalh balok lebih banyak, dll
Alat permainan terbatas dan jumlahnya tidak banyak
Jenis/macam permainan lebih beragam
Jenis/macam permainan lebih sedikit
Anak harus belajar belajar berbagi dengan teman-temannya
Anak dapat menguasai permainannya sendiri tanpa harus berbagi dengan teman
Waktu untuk bermain terbatas karena waktu anak berada di sekolah hanya beberapa jam
Waktu untuk bermain lebih bebas dan fleksibel sesuai dengan keinginan anak.
Setiap permainan memiliki kesepakatan/aturan bersama yang harus dipatuhi anak-anak
Aturan permainan bebas ditentukan oleh anak sendiri
Sumber :
Muhammad Fadlillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), hlm.25-26.
Hajar Dewantoro, Implementasi Permainan pada Proses Pembelajaran (2016), http://silabus.org/implementasi-permainan/, diakses pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 11:26 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H