Lihat ke Halaman Asli

Awal dan Akhir Tangisku

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12 februari 1986 pkl 18:35 Tuhan menghadirkan seseorang dengan iringan tangis pertamanya kedalam dunia yang tanpa ia tau apa yang akan terjadi didalam kehidupannya nanti. Hari demi hari dijalaninya; tertatih mencoba mengejar laju hari yang hadir didalam kehidupannya. Masa kanak-kanaknya indah dengan tuntunan orang tua dan saudara-saudaranya. Tertawa gembira, bahagia dengan perhatian yang utuh dari orang-orang yang menyayanginya. Hingga tiba saatnya dimana ia harus menyesuaikan dirinya dengan lingkungan tempat dimana ia tinggal. Kadang suka dan kadang duka yang datang mewarnai kehidupannya namun dengan keteguhan hati ia mencoba taat dengan apa yang telah diamanahkan kepadanya bahwa hidup harus didasari dengan ketaatan yang diajarkan-Nya kepadanya.

Masa remaja adalah masa dimana ia mengenal cinta dan kasih sayang. seorang pemberi cinta dan kasih sayang pun datang menawarkan itu kepadanya dengan keindahan yang dia miliki. Sekolah Menengah Pertama adalah awal pergaulannya dengan sang pemberi cinta dan kasih sayang tersebut. Hidupnya terasa indah dengan dorongan dan semangat yang dia berikan maka mengertilah ia akan artinya Cinta yang dikiranya hanyalah sebuah cerita yang hadir dan sirna begitu saja. Duduk di banku kelas II SMP ia pun makin ditantang untuk melebihi teman-teman sebayanya namun kenyataan yang terjadi lain dari apa yang ia inginkan. Teman-teman dekatnya malah menjadi orang-orang yang membencinya karena keterbatasannya, hingga di suatu hari mereka mengucilkannya jauh dari mereka. Hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang yang bisa menjadi teladan dan berkat bagi orang lain, dengan tawa dan tangis ia mencoba tegar berdiri walau kadang sesuatu yang lebih menyedihkan datang menemaninya.

Lepas dari sekolahnya, ia mencoba menata kehidupannya berbekalkan pengalaman yang ia alami. Pada suatu kesempatan, seorang yang penuh dengan perhatian hadir didalam kehidupannya yang sangat-sangat memprihatinkan. Hari-hari indah dilewatinya dengan senyum yang menyimpan sebuah duka yang sangat mendalam dan dengan tangis yang tak bisa didengar, dengan tawa yang mengukir luka didalam hatinya karena semuanya tak berakhir indah, ia dicampakkan bagai sebuah kain yang usang dan tak bisa digunakan lagi. Siang, malam, siang dan malam lagi.., itulah yang ia lalui dengan harapan agar semua yang ia cita-citakan dapat menjadi sebuah kenyataan; yaitu menjadi teladan dan berkat untuk orang-orang yang mengasihi dan dikasihinya.

11 maret 2007 pukul  18:30 ia kembali dipertemukan dengan seseorang yang ingin memberikan sesuatu yang indah untuknya. Harapnya besar untuk menjalin sebuah hubungan yang serius dengan orang yang sangat dicintainya itu. Pada suatu kesempatan sebuah pernyataan Tuhan datang didalam kehidupannya Dia menunjukkan bahwa orang itu tidak harus ia miliki dengan berbagai macam pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri segala yang indah didalam kehidupannya; berharap kemurahan Tuhan kan datang didalam kehidupannya. Saat itupun tangis terakhirnya keluar dari dalam hatinya mengiringi kepergian seseorang yang sangat ia sayangi.

itulah sepenggal kisah yang selalu bernafaskan penantian didalam kehidupanku!!

salam dari saya

fecky

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline