Lihat ke Halaman Asli

Feby Puti

mahasiswi

Review Lagu "Gala Bunga Matahari": Kehilangan Seseorang yang Berarti dalam Hidup

Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Lagu Gala Bungan Matahari oleh Sal Pria di, yang dirilis pada tanggal 14 Juni 2024 mengisahkan tentang kerinduan dan kehilangan sosok terkasih yang telah tiada. Menurut liriknya, Sal berharap bisa kembali, namun hanya dalam mimpi atau melalui simbol bunga matahari. Lagu ini juga menggambarkan suasana surga, menyoroti pentingnya kebahagiaan dan kesehatan dalam kehidupan setelah perpisahan.

Lagu ini memiliki ciri khas yaitu melodi yang lembut dengan nada yang sangat menyentuh, serta liriknya yang mengajak para pendengar untuk merenungkan tentang kehidupan setelah kehilangan seseorang yang kita cintai membuat para pendengar terhanyut dalam perasaan nostalgia dan harapan. 

Lagu ini menggambarkan perasaan yang begitu dalam, namun juga menawarkan harapan. Untuk menunjukkan harapan di tengah kesedihan, Sal Priadi menggunakan simbol bunga matahari. 

Dalam liriknya, aku bertanya apakah orang itu bisa kembali, entah dalam mimpi atau dalam bentuk lain, seperti bunga matahari yang mekar di taman.

Sak berharap kepada para pendengarnya dapat menemukan cara untuk bisa berdamai dengan rasa duka dan melanjutkan hidup. 

Dalam salah satu penggalan liriknya “Adakah sungai sungai itu benar benar dilintasi dengan air susu juga badanmu tak sakit sakit lagi, kau dan orang orang di sana muda lagi,” secara spesifik diunggah oleh Sal melalui akun Instagram pribadinya.

Penggalan lirik itu menggambarkan surga, di mana orang terkasih tersebut saat ini tinggal, hidup dengan bahagia di keabadian. Pendengar seolah diajak mengolah duka dengan cara berdamai dan menerima keadaan.

Lagu ini mengajarkan kita untuk tetap semangat menjalani hidup dengan kebahagiaan yang tersisa, Lagu ini bukan hanya sekadar nyanyian, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang cinta, kehilangan, dan harapan akan kebahagiaan abadi di surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline