Anak usia dini merupakan anak dengan rentang usia 0-6 tahun yaitu dimana masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat. Pada masa ini anak memerlukan stimulasi perkembangan yang baik agar tumbuh kembang anak maksimal dan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Stimulasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan usia anak hal inilah yang penting diketahui oleh orangtua dan pendidik pada lembaga paud. Dalam memberikan stimulasi dapat melalui kegiatan yang menyenangkan tetapi bermakna hal ini dapat membantu orangtua atau pendidik dalam menstimulasi anak agar maksimal dan anak tidak merasa bosan. Stimulasi yang dimaksud yaitu dapat melalui kegiatan bermain. Dengan bermain anak akan merasa senang dan menjadi lebih menikmati pembelajaran yang bermakna. Saat usia dini ini waktu yang tepat dalam memberikan hal yang terbaik sesuai dengan 6 aspek perkembangan pada anak usia dini yang meliputi nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni. Setiap aspek perkembangan membutuhkan stimulasi yang sesuai dan tepat agar anak tidak tertinggal dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Aspek kegiatan yang paling umum dan sering secara tidak langsung distimulasi ialah aspek perkembangan fisik motorik. Dapat diketahui bahwa fisik motorik merupakan perkembangan dari suatu unsur pengendalian gerak dan kematangan. Fisik motorik terbagi menjadi 2 yaitu fisik motorik kasar dan fisik motorik halus. Fisik motorik kasar merupakan suatu perkembangan gerak yang biasanya meliputi suatu koordinasi dan keseimbangan antar anggota tubuh. Sedangkan fisik motorik halus sendiri merupakan suatu perkembangan gerak yang meliputi otot-otot kecil dengan koordinasi mata dan tangan. Dapat diketahui bahwa pada usia dini anak memiliki tenaga yang sangat lincah dalam gerak tubuh, hal ini secara tidak langsung menjadikan perkembangan fisik motorik kasar anak distimulasi. Stimulasi yang tepat dan sering digunakan yaitu dengan kegiatan belajar sambil bermain. Bermain dalam usia dini menurut Mildred Parten memiliki tahapan yang meliputi tahapan bermain unocupiced, bermain solitary, bermain onlooker, bermain paralel, bermain asosiatif, dan bermain kooperatif. Permainan yang dapat digunakan dalam menstimulasi aspek perkembangan fisik motorik ialah dengan permainan modern maupun permainan tradisional. Permainan tradisional yang biasa dimainkan seperti petak umpet, lompat tali, lempar sandal, dll.
Lempar sandal sendiri merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan dan sederhana serta mudah dimainkan. Dalam permainan lempar sandal ini anak hanya akan membutuhkan sandal sebagai media untuk bermain. Lempar sandal biasanya dimainkan secara berkelompok hal ini termasuk dalam tahapan permainan kooperatif. Dalam permainan kooperatif anak sudah mampu untuk bekerjasama dalam suatu permainan terutama dalam satu tim karena anak akan berpikir bahwa mereka satu tim memiliki satu tujuan yang sama. Permainan lempar sandal ini dapat dimainkan di manapun seperti halnya gambar diatas anak memainkan lempar sandal pada halaman parkiran karena lingkungan yang berada di kota tidak menghalangi anak untuk bermain tradisional dengan teman sebayanya. Permainan ini sangat digemari oleh anak usia 5-6 tahun. Lempar sandal dapat menstimulasi aspek perkembangan fisik motorik kasar karena saat bermain anak akan melompat, berlari, dan melempar. Akan tetapi, untuk anak usia dini tentunya perlu pengawasan orang tua agar saat bermain karena jika terdapat anak yang tidak dapat mengendalikan sifat egosentrisnya maka akan menyebabkan anak berkelahi dengan anak lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H