Lihat ke Halaman Asli

By

Merakit jadi cerpenis

Harinya yang Selalu Padat

Diperbarui: 24 Desember 2022   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara blender membangunkan ku dari tidur panjang di atas kasur yang selalu rapi dan wangi ini. Sudah sangat hapal dengan suara gaduh pagi-pagi buta di luar kamarku ini. Aku yakin saat ini ibuku sedang berdiri di depan kompor, mengaduk ladang rezekinya, sedangkan ayahku duduk di depan blender mengubah kedelai menjadi pundi-pundi rupiahnya itu.

Keluar kamar, dan aku perhatikan mereka. 

Ibuku dengan kantuknya yang kentara, mengaduk cairan berwarna putih itu. 

Ayahku dengan mendendangkan lagu, menunggu setiap butir kedelai dihancurkan oleh mesin penghancur itu. 

Sedangkan adik-adikku dengan begitu sibuknya menyiapkan diri untuk bergegas pergi ke sekolah. 

"Aku berangkat", suara ayahku dengan lantang, siap mengedarkan susu kedelai kepada para pelanggannya. 

Pekerjaan ini telah dilakoni bersama-sama oleh ayah dan ibuku sejak enam tahun lalu. Dan kulihat perekonomian mereka semakin membaik. Aku tersenyum akan hal itu.

Dengan cekatan ibuku membersihkan dapur akibat pergulatannya dengan kedelai-kedelai yang berhasil diubahnya menjadi susu itu. 

Membersihkan kompor, membersihkan perkakas dapur yang kotor, mengepel bekas percikan susu di lantai.

Seperti secepat kilat, dapur telah disulapnya menjadi kinclong tanpa noda. 

"Lalu kemana Ibuku?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline