Topik ini adalah sebuah refleksi yang diambil dari konteks mengenai kisah Nabi Elia saat melarikan diri ke padang gurun dalam kitab 1 Raja-raja 19:9-18. Dan bagian ini dikaji dalam pembahasan sebagai berikut.
Nabi Elia adalah seorang nabi yang dipakai oleh Tuhan untuk mengalahkan 450 nabi baal. Alkitab mencatat bagaimana Tuhan menunjukan kuasa dan kebesaran-Nya. Melihat hal ini tentu kita kagum serta yakin bahwa seorang nabi yang hebat ini mungkin hidupnya terus aman tidak mengalami masalah karena Tuhan menyertai dia. Tentu tidak. Karena Allah justru bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Elia pada waktu itu diperhadapkan dengan suatu ancaman, dimana Izebel mengancam untuk membunuhnya. Kita lihat konteks sebelumnya.
19:1,Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, 19:2,maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: "Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. 19:3,Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
Hal ini memperlihatkan pada kita bahwa, seolah-olah dia tidak mampu mengalahkan satu ancaman. Bukankah dia seorang nabi yang luarbiasa. Kenyataannya tidak!. Hal ini membuat Elia secara emosional ada dalam bukan lagi stres melaikan depresi. Stres berbeda dengan depresi. Stres (bereaksi ketegangan) yang muncul saat menghadapi masalah. Sedangkan, depresi (beraksi terhadap ketegangan) yang muncul saat menghadapi masalah. Itu, sebabnya keputusan Elia ingin lari merupakan indikasi awal depresi yang dihasilkan oleh tegangan yang tidak dikelola Elia. Namun, Allah menunjukan kasih-Nya dengan cara yang begitu sederhana, yang mungkin bagi kita apakah itu mungkin?. Simak penjelasan berikut ini.
Dalam bahasa Ibrani merujuk pada kata providence berasal dari kata ra'ah yang berarti 'menyedikan sebelumnya' (Kel. 22:8) atau pronoia dalam bahasa Yunani, di mana kata ini secara harafiah menunjuk pada masa depan yang secara bertahap menuju kepada pemeliharaan.
Biasanya, kita mengidentikan cara kerja Tuhan pada hal-hal besar (mis. saat KKR, Altarcall, dll). Tentu ini tidak salah. Hanya saja jangan sampai kita hanya mengklaim hal itu sebagai satu-satunya ruang Allah bekerja. Dan jangan anggap rendah kesempatan lain bahkan saat kita mandi pun disa ruang untuk Allah bekerja. Uniknya, pemeliharaan Tuhan kali ini Alkitab gambarkan dengan kondisi seederhana tapi sungguh bermakna pada perjumpaan Elia dalam pemeliharaan-Nya.
19:10, Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." 19:11,Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. 19:12,Dan sesudah gempa itu datanglah api. tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. 19:13a,Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu.
Allah menerima segala keadaan Elia saat komplain kepada Allah (Ay.10). Allah menyentuh aspek pikiran Elia, dimana Allah memberi perintah untuk berjalan dalam realitas Allah (Ay.11). Mengapa di atas gunung? karena disana Tuhan menyatakan diri-Nya. Dalam peristiwa besar Elia tidak menjumpai-Nya. Alkitab mencatat Allah hadir dalam angin sepoi-sepoi basah. Allah menyapa Elia dalam ketenangan. Allah menyentuh pribadinya dengan kesejukan yang membangkitkan semangat (Ay.12-13).
Sentuhan perjumpaan Elia dengan Allah berdampak pada keterbukaan yang menuntun pada keberanian untuk kembali menghadapi tantangan. Karena, Allah hendak mengajarkan Elia berjalan dalam pemeliharaan-Nya. Terapi dari Allah sebuah PROVIDENSIA ALLAH yakni keunikan dengan menunjukan pemeliharaan dan menyatakan kehadiran dalam ketenangan menyapa jiwa kita yang tertekan. Temukan Tuhan dalam hidupmu. Termasuk dalam saat teduhmu, Dia bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H