Realitas bangsa Israel setelah mereka pulang dari pembuangan di Babel. Mereka membangun bait Allah, tembok Yerusalem, keadaan menjadi normal. Namun bukan berarti ketika mereka sudah kembali ke Yerusalem, mereka terus terjadi Kebangunan Rohani. Tidak! itu hanya terjadi sampai di Ezra saja. Di zaman Maleakhi, mereka justru ada dalam berbagai Kesuaman.Untuk lebih mempermudah kita memahai apa saja kesuaman Israel, perhatikan kerangka kitab Maleakhi berikut ini.
- Pasal 1: 2-5, Ragu Terhadap Kasih Allah
- Pasal 1: 6-8, Tidak menghargai Mezbah & Membawa Persembahan Asal-asalan
- Pasal 2: 10-16 Tidak menghargai Pernikahan dan Menyembah Berhala
- Pasal 2: 17, Mempertanyaan Keadilan Allah.
- Pasal 3:7b, Memiliki Keegoisan
- Pasal 3:13-15, Menganggap bahwa Beribadah kepada Allah adalah sia-sia.
Pada kesempatan ini, kita sedang menyoroti salah satu kesuaman yang tercatat di bagian akhir pembahasan konteks kesuaman bangsa Israel pasca-pembuangan. Berikut ini ayat yang disoroti sebagai bentuk atau indikasi kesuaman tentang ibadah.
Ayat 13, Bicaramu kurang ajar tentang Aku, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
Bagian ini adalah momen dimana Allah menentang kesombongan Israel karena bersikap melawan Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan tuduhan yang benar terhadap mereka, sebagaimana yang terdapat pada respon perlawanan "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?." Kata yang digunakan adalah kata Ibrani (a-lay), diterjemahan ke dalam bahasa Indonesia "menjadi "tentang." Sedangkan, dalam bahasa inggris menggunakan kata "melawan". Perhatikan penjelasan berikut.
Israel: "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?"
= {Terjemahan Lit}. Melawan engkau?
(Lit.=a-lay=againts me=melawan aku=kurang ajar)
(Lit. a-le-ka=against you?=melawan engkau?)
Contoh lain: Utusan Raja Asyur dengan sombong menghina Tuhan (2 Taw. 32:16-17)
Bangsa Edom yang menyombongkan Melawan Tuhan (Yeh.35:13)
Raja mengatakan hal yang tak senonoh (Daniel 11:36a)
Selanjutnya, Israel mendebat Allah dengan anggapan bahwa beribadah kepada Allah adalah sia-sia. itu sebanya, mereka penuh dengan kekecewaan dan menganggap bahwa Tuhan tidak menghukum orang fasik sehingga mereka komplain dan menyebut bahagia orang yang berbuat jahat. perhatikan penjelasan berikut.
Ayat 14, Kamu berkata: "Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang harus dilakukan terhadap-Nya dan berjalan dengan pakaian berkabung di hadapan TUHAN semesta alam?
Ayat 15, Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah, bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allahpun, mereka luput juga."
Ayat 14, Israel makin melawan:
"sia-sia= (saw=tidak ada guna
"Apa untungnya?= (besa=profit=laba/keuntungan)
contoh Makna LABA: Yehezikel 33:31
Ayat 15=kesimpulan mereka menganggap wajar bila dijadikan asalan untuk komplain kepada ALLAH.
Allah meresponi perdebatan Israel dengan jawaban terhadap persoalan kesuaman mereka. Bagian in sekaligus menjadi refleksi penting oarang percaya dalam hal mengikut Tuhan Yesus. Untuk mempermudah bacaan kita terhadap teks (aya 16,17,18), berikut ini penjelasannya.
Terjemahan FAYH (Firman Allah Yang Hidup)
Ayat 16=Orang yang mengasihi Dia berbicara tentang Dia dan menghormati Dia. Sesungguhnya Allah tahu dan memperhatikan.
Ayat 17=Pada akhirnya, merek menjadi milik kesayangan-Ku.
Ayat 18=maka kamu akan melihat perlakukan Allah pada akhirnya terhadap orang benar dan yang tidak benar.
Teks Maleakhi 3:13-18, mengimplikasikan beberapa hal penting yaitu; dalam hal ikut Tuhan kita perlu mengenal Pribadi-Nya. Dia datang ke dunia bukan dengan tujuan utama mengadakan Mujizat sekalipun Dia bisa melakukan itu. Tetapi, tujuan utama Kristus datang menyelamatkan yang terhilang. Jadi, Iman tidak berbanding lurus dengan Mujizat. Artinya, berkat adalah konsekuensi bukan motivasi. Karena kondisi kesuaman inilah yang bisa menimbulkan ilusi "ikut Tuhan apa untungnya?." Karena menanggap orang diluar Kristen juga berhasil.
Pesan Tuhan hari ini;
Apa keuntungan ikut Yesus? Tidak ada! karena ikut Yesus adalah sebuah keuntungan. Ketika ikut Tuhan karena berkat, maka kamu kehilangan hubungan. Berkat itu konsekuensi bukan motivasi. Mari rayakan keberhargaan Kristus dengan mengasihi Dia, berbicara tentang Dia dan menghormati Dia. Sesungguhnya Allah tahu dan memperhatikan umat-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H