Lihat ke Halaman Asli

Febryanti Pratami

This time You can face the rain Next time You can beat the pain No more tears will come again Smiling laughing to the end

Kenaikan Harga Daging Ayam Membuat Pelaku Usaha UMKM Mengalami Kerugian

Diperbarui: 20 April 2022   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pict 1: Pedagang Daging Ayam yang Sedang Melayani seorang Pembeli Daging Ayam/dokpri

Ramadhan tahun 2022 ini tidak jauh berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, bahkan setiap tahunnya bahan pokok makanan selalu mengalami perubahan harga yang menjadi salah satu penyumbang laju inflansi di Indonesia.

Selain kenaikan harga daging ayam di pasaran, kenaikan harga bahan pokok makanan seperti telor, beras, dan daging sapi pun mengalami kenaikan harga. Hal ini berdampak kepada para pelaku usaha UMKM (Usaha Mikro Kelas Menengah) termasuk salah satunya  kepada Bapak Asep Lukman (40)

Nagreg, Kp. Cibisoro Rt01 Rw10 kecamatan Nagreg Desa Ganjar Sabar, Kenaikan harga daging ayam berdampak kepada semua kalangan, salah satunya terjadi kepada Bapak Asep Lukman (40) yang berprofesi sebagai seorang pedagang daging ayam. Ia menuturkan bahwa setelah mengalami kenaikan harga daging ayam, warung yang ia miliki mengalami banyak penurun dari segi pembelian daging ayam sebanyak 50%.

Sebelum mengalami kenaikan harga daging ayam, setiap harinya warung bapak Asep selalu menjual daging ayam 140Kg/hari dengan harga Rp. 30.000/Kg jadi setiap harinya Bapak Asep bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 4.200.000/hari. 

Tetapi, setelah mengalami kenaikan harga, setiap harinya warung bapak Asep hanya bisa menjual daging ayam sekitar 60-80Kg/hari dengan harga Rp. 40.000/Kg jadi setiap harinya penjualan Daging Ayam di warung bapak Asep hanya sekitar Rp. 2.100.000/ perhari atau terkadang sekitar Rp. 3.200.000 .

Memasuki Ramadhan 2022, kenaikan daging ayam terus berlanjut. Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan Juan Permata Adoe membeberkan sejumlah penyebabnya. Pertama, lonjakan harga dipicu naiknya permintaan di periode Ramadhan. Kedua, permintaan daging ayam selama masa pandemi juga turut menaikkan harga daging ayam di tingkat konsumen.

Selain itu, Ketiga, adalah melonjaknya harga daging sapi impor. Keempat pemicu lonjakan harga daging adalah terbatasnya pasokan impor dari Australia. 

Kelima, efek domino pandemi Covid-19 dan perang Rusia - Ukraina menyebabkan lonjakan harga komoditas, termasuk jagung, kedelai, dan gandum, yang merupakan bahan baku pakan untuk ternak, termasuk ayam. (Sumber :  https://bit.ly/3E6chM1, diakses pada tanggal 10 April 2022, pukul 20.30 WIB)

"Hal yang membuat daging ayam mengalami kenaikan disebabkan karena harga pakan ayam yang juga mengalami kenaikan harga. Dulu harga 1 kg pakan ayam sebesar Rp. 7.000 dengan harga ayam hidup Rp. 20.000 -- Rp. 23.000 saja, tetapi setelah harga pakan mengalami kenaikan hal ini yang membuat harga ayam hidup-pun mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan" tutur bapak Asep saat diwawancara, Minggu (10/4/22) Pagi. 

Kenaikan harga daging ayam ini tentunya memberikan banyak sekali dampak negatif terhadap para pedagang ayam karena selain mengalami penurunan pembelian, daging ayam pun menjadi tidak berkualitas dikarenakan harga pakan ayam mengalami kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp. 10.000 untuk produk pakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline