Lihat ke Halaman Asli

Ahok : Kurang Ajar dan Gila

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tidak kenal Basuki Tjahaja Purnama? Gubernur DKI Jakarta ke 17, dikenal mempunyai gaya kepemimpinan “preman’’ dan asal bunyi. Masyarakat lebih mengenal nama sebutannya, adalah Ahok. Pria berdarah Tionghoa ini sering sekali melampiaskan kekesalannya di depan umum.

Dia tidak perduli banyak sorotan kamera wartawan yang berada disekelilingnya. Bahkan terkadang mantan Bupati Bangka Belitung ini pun dengan sengaja “menghabisi” mental oknum yang berbuat salah bagi Ahok di hadapan para pengambil gambar.

Tidak jarang si wartawan pun pernah menjadi “korban” saat melakukan wawancara dengan Ahok. Namun bagi wartawanjika Ahok mencak mencak di depan kamera adalah hal yang sudah biasa.

Setelah Ahok diberi mandat menjadi orang nomor satu di Jakarta, banyak dukungan dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya di Jakarta. Sikap Ahok yang tegas dan mampu merubah birokrasi di Indonesia menjadi sedikit lebih baik dibanding masa kepemimpinan Gubernur yang pernah menjabat sebelumnya. Sehingga mendorong langkah Ahok untuk terus berkelakuan lantang di depan kamera semakin “gila dan kurang ajar”.

Kali ini siapa lagi yang mendapat giliran disemprot Ahok? Siapa lagi yang disebut gila dan kurang ajar?

Sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah, Dinas Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi (Dinas UKMKM), Dinas Sosial, serta Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan, Disebut kurang ajar dan gila oleh Ahok, pasalanya beberapa SKPD terlihat telah memasang iklannya di televisi dan dianggap membuang-buang anggaran yang nominal nya besar.

Sebelumnya diberitakan, Ahok menduga tujuan SKPD-SKPD beriklan di TV adalah untuk menghabiskan anggaran yang ada. Sebab, kata dia, serapan anggaran tahun ini sangat rendah, hanya mencapai 36 persen dari total anggaran Rp 72,9 triliun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline