Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UNNES Berpartisipasi di desa Glantengan,Kabupaten Kudus, Menggelar Acara Buka Luwur Makam Mbah Kyai Nganten dan Mbah Kyai Khidlir

Diperbarui: 15 Agustus 2024   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Pribadi

"Mahasiswa KKN UNNES membersamai  warga Desa Glantengan menggelar acara Buka Luwur dan Haul Makam Mbah Kyai Nganten dan Mbah Kyai Khidlir. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenang jasa para leluhur, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antar generasi. Melalui partisipasi aktif mahasiswa, diharapkan tradisi luhur ini dapat terus dilestarikan dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas."

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) bersama warga Desa Glantengan, Kabupaten Kudus, baru-baru ini menggelar acara Buka Luwur dan Haul di makam Mbah Kyai Nganten dan Mbah Kyai Khidlir. Acara yang berlangsung pada tanggal 28 Juli 2024 dan 1 Agustus 2024 ini berhasil menarik perhatian banyak pihak, baik dari kalangan masyarakat setempat maupun luar daerah.

Kedua kyai ini berdakwah di Glantengan hingga akhir hayat mereka. Mbah Kyai Khidlir dimakamkan di belakang musholla Al-Khidlir, dukuh Glantengan RT 03 RW II Glantengan, Kota Kudus, dengan peringatan haul yang diadakan setiap tanggal 27 Muharram.

Sementara itu, Mbah Kyai Nganten dimakamkan di depan masjid Al-Falah, dukuh Ngantenan RT 02 RW II Glantengan, Kota Kudus. K.H. Abdul Fatah dijuluki Ngantenan karena wafat bersamaan dengan istrinya. Haul Mbah Kyai Nganten diperingati setiap tanggal 23 Muharram.

Doc. Pribadi

Pada tahun 1446 H ini, Haul dan Buka Luwur Makam kedua ulama pendiri Desa Glantengan akan diadakan dengan acara pengajian umum seperti tahun-tahun sebelumnya. Haul dan Buka Luwur Mbah Kyai Nganten telah berlangsung pada Malam Senin Pahing, 28 Juli 2024, di Makam Mbah Kyai Nganten dengan Mauidhoh Khasanah yang disampaikan oleh KH. Aniq Muhammad Makki, B.Sc, MA. Serta Pembaca Maulid oleh Habib Ridho bin Husein bin Yahya.

Sementara itu, Haul dan Buka Luwur Makam Mbah Kyai Khidlir telah berlangsung pada Malam Jumuah Legi, 1 Agustus 2024, mulai ba’da isya di Area Makam Mbah Kyai Khidlir dengan Mauidhoh Khasanah oleh KH. Wahyuddin Islam, Spd. Bersama Qori’ Muda Kudus Ustadz Tajul Wafa.

Di Desa Glantengan ini, terdapat tradisi saat peringatan haul para kyai pendiri desa. Makanan yang disajikan pada acara haul tersebut dibungkus dengan daun jati. Hidangan ini berisi nasi dan daging kerbau, yang merupakan simbol dari kearifan lokal dan warisan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat yang dilakukan saat siang hari sebelum malamnya dilakukan kegiatan buka luwur. Tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari perayaan religius, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan cara menjaga nilai-nilai kebersamaan serta gotong royong di desa. Mahasiswa KKN dan warga desa turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, membantu persiapan dan pelaksanaan acara haul, menunjukkan kekompakan dan semangat gotong royong yang tinggi di kalangan masyarakat.

Mahasiswa KKN UNNES turut serta dalam menjaga tradisi leluhur di Desa Glantengan, Kudus. Acara Buka Luwur dan Haul Makam Mbah Kyai Nganten dan Mbah Kyai Khidlir yang digelar bersama warga setempat menjadi bukti nyata sinergi antara generasi muda dan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya sekadar peringatan tahunan, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Melalui partisipasi aktif mahasiswa KKN UNNES, diharapkan tradisi ini dapat terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

Ketua kelompok KKN UNNES, Avril Salmania, mengungkapkan bahwa keterlibatan mereka dalam acara ini merupakan bagian dari program kerja yang bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat serta memperkenalkan mereka pada tradisi-tradisi lokal. “Kami sangat berterima kasih atas sambutan dan kerjasama warga Desa Glantengan. Melalui acara ini, kami belajar banyak tentang nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang ada di desa ini,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline