Lihat ke Halaman Asli

Febroni Purba

Bergiat di konservasi ayam asli Indonesia

Tour De Singkarak: Wisatawan Meningkat?

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kira-kira pukul 12 siang tadi terjadi kemacetan begitu hebat di sepanjang jalan Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat. Bahkan, gang kecil pun terpaksa macet juga karena sebagain besar dilalui mobil dan sepeda motor untuk menghindari macet. Kemacetan itu terjadi disebabkan oleh acara Tour De Singkarak (TDS) yangdiikuti sekitar 120 pebalap dari 25 tim dan 18 negara.

Biasanya kalau ada kemacetan, apalagi macetnya memakan waktu yang lama, orang yang mengantre menjadi kesal dan bisa marah-marah. Berbeda dengan kondisi tadi, masyarakat rela berlama-lama. Masyarakat berteriak penuh kegirangan menunggu pebalap itu melintas di jalanan. Anak-anak yang masih berpakaian sekolah dasar pun memberikan sambutan hangat sambil melambaikan bendera merah putih di sepanjang jalan. Saya pun jadi terharu melihat suasana meriah yang sekali setahun diadakan oleh Kementrian Pariwisata bekerja sama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Perancis.

Saya pun yakin Sumatera Barat semakin dikenal dunia. Danau Singkarak, Lembah Harau, Danau Maninjau dengan kelok 44, Danau di Atas dan Danau di Bawah, Pantai Carocok, Sawah Lunto, dll adalah daerah dilintasi oleh pebalap itu. Dengan pemandangan alam nan elok itu, tujuan Tds dapat tercapai dalam memperkenalkan objek wisata yang ada di Sumbar.

Tanpa mengurangi rasa kagum dan kebanggaan saya, saya ingin melayangkan kritik yang membangun dalam rangka meningkatkan pariwisata di Sumbar. Tujuannya hanya satu, menjadikan pariwisata semakin lebih baik di masa yang akan datang. Menurut data, jumlah wisatawan semakin meningkat sejak Tds pertama kali diselenggarakan tahun 2009. Hanya saja, wisatawan itu datang ketika acara itu akan dan sedang berlangsung. Tapi setelah itu, wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri sepi pengunjung. Apa sebab?

Saya pikir, ini hanya soal manajemen dari beberapa pihak yang terkait. Dan juga kerjasama dengan masyarakat daerah wisata yang belum kelihatan. Pariwisata dapat berkembang jika pihak pengurus pariwisata dan masyarakat lebih sungguh-sungguh lagi. Jujur, kita melihat kenyataan yang ada sekarang.

Beberapa objek wisata yang pernah saya kunjungi di daerah Sumbar kondisinya sangat memprihatinkan. Pantai Air Manis yang dikenal dengan cerita simalin kundang salah satu contohnya. Fasilitas dan infrastrukturnya kurang terawat. Pantainya tidak kelihatan menarik karena tidak bersih, banyak sampah berserakan.

Baru-baru ini, saya berkunjung ke Pantai Carocok di Kabupaten Pesisir Selatan. Sebenarnya pantai ini sangat elok dan sangat berpotensi. Terumbu karangnya ada namun tak terawat. Fasilitas yang ada di sana juga tidak memberikan daya tarik.

Danau Maninjau juga demikian. Jalan menuju ke sana memang sangat rancak. Dari kejauhan, pemandangannya sangat indah menawan. Tapi kalau kita masuk ke lokasi danau itu, maaf, tak ada yang menarik. Fasilitas untuk beria-ria di danau sangat kurang. Kondisi ini serupa dengan kondisi di Danau Singkarak. Sepi pengunjung. Bukan bermaksud untuk membanding-bandingkan, Danau Toba yang di Sumatera Utara itu memiliki banyak pengunjung meskipun bukan hari libur.

Saya teringat pula akan kondisi Danau Atas yang ada di Kabupaten Solok. Sangat kecewa ketika berkunjung dan menginap di Villa Danau Atas tersebut. Selain keamanannya yang kurang, nyaris tak ada yang dapat dinikmati di Danau itu. Danaunya hanya bisa dilihat saja, tak bisa dijelajahi. Lebih mengecewakannya lagi adalah kondisi Villa yang nyaris tak dirawat. Kebersihannya kurang. Saya pernah membaca di surat kabar, bahwa Danau Atas akan dikelola oleh pihak swasta supaya direvitalisasi. Tapi hanya sekadar wacana, sampai sekarang tak ada kabar.

Objek wisata yang saya sebutkan di atas adalah perwakilan dari beberapa objek wisata lainnya yang ada di Sumbar. Hampir semua objek wisata keadaannya begitu. Oleh karena itu, sudah saatnya untuk merivitalisasi pariwisata di Sumbar. Berikan kenyamanan dan membuat semenarik mungkin agar wisatawan dapat memiliki kenangan yang manis di ranah minang ini. Dengan sendirinya, Sumbar akan semakin lebih dikenal. Jumlah pengunjung meningkat setiap saat, bukan hanya waktu TDS saja. Semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline