Ondel-ondel merupakan icon budaya Betawi. Ondel-ondel adalah seni pertunjukan yang kerap ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat di ranah budaya Betawi, personifikasi sosok leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu kampung dari bahaya serta ditampilkan secara berpasangan.
Namun saat ini, ondel-ondel dijadikan mata pencaharian untuk sebagian orang yang tidak mengerti nilai dari kebudayaan. Sudah tidak lazim jika kita melihat ondel-ondel di jalanan sambil memegang ember yang berisi uang. Walaupun banyak orang yang berpendapat lebih baik berusaha seperti itu dibandingkan minta-minta saja, tetapi karena hal ini membuat warisan budaya menjadi telantar di jalanan.
Maraknya pengamen yang menjadikan ondel-ondel hanya untuk mendapatkan uang dapat merusak citra Betawi. Namun berbeda jika terdapat pertanyaan, bagaimana jika keberadaan ondel-ondel jalanan ini justru dijadikan ajang proyek yang menjadi persaingan oleh beberapa pihak yang merasa lebih memahami mengerti akan pakem nya? Susah untuk dijelaskan dan karena memang harus diakui tidak ada nilai atau angka nominal yang sebanding jika dibentukan ke uang.
Tumbuhnya kesadaran untuk melestarikan seni budaya dalam era sekarang pun memang tidak mudah. Terutama dikalangan anak muda. Masih banyak anak muda yang tidak begitu memahami kebudayaan daerahnya sendiri apalagi untuk melestarikannya. Salah memahami juga akan berakibat buruk misalnya seperti menjadi pengamen ondel-ondel.
Untungnya, masih banyak seniman yang mempertahankan nilai seni dari ondel-ondel dengan membuat seni pertunjukkan yang melibatkan ondel-ondel dengan pesan moral yang menunjukkan kalau ondel-ondel merupakan warisan budaya. Ondel-ondel kini juga sering dijumpai menghiasi ruang-ruang khusus di gedung-gedung milik Pemda DKI Jakarta. Bahkan di Kemayoran, kini terdapat sepasang patung ondel-ondel yang ukurannya masuk rekor Muri.
Dengan begitu tetap dapat memperlihatkan ke khalayak luas arti sesungguhnya dari ondel-ondel. Semoga pemerintahan Jakarta bisa membuat warisan budaya Betawi lebih dikenal dan dapat mengurangi pengamen ondel-ondel yang meresahkan sebagian orang ini. Kita juga sebagai warga Jakarta harus turut membantu mempertahankan warisan budaya tersebut. Dengan membantu menonton pertunjukkan atau sekedar tidak memberi uang kepada pengamen ondel-ondel sudah termasuk tindakan bijak yang bisa dilakukan.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda, tidak ada masalah dengan persepsi yang berbeda-beda tersebut. Namun kita sebagai pemuda Indonesia harus bisa melestarikan budaya dengan cara yang benar dan unik.
(Febrizka Nabilla - Mahasiswa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H