Lihat ke Halaman Asli

Menulis Kisah Baru

Diperbarui: 16 Juli 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Tragedi kerap menorehkan luka yang dalam bagi sebagian besar orang; membuat mereka meringkuk dalam kekelaman serta menjadi pribadi yang sama sekali berbeda. Namun, siapa sangka tragedi juga bisa menginspirasi seorang untuk melangkah maju, bahkan lebih jauh daripada pemikiran mainstream manusia. Inilah yang terjadi pada film garapan sutradara kenamaan Hollywood, Quentin Tarantino yang berjudul Once Upon a Time in Hollywood. Film ini berkisah tentang sepak terjang Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) -- seorang aktor yang mulai turun pamor -- beserta stunt double pribadinya, Cliff Booth (Brad Pitt) dalam dunia perfilman Hollywood era 1960an.

Bagi kita yang akrab dengan film-film besutan Tarantino, kemungkinan besar akan sedikit mengernyitkan dahi selama  bagian awal film, karena minim aksi-aksi nyentrik khas Tarantino dan lebih terkesan seperti nostalgia manis bagi penggemar film-film Hollywood rilisan era tersebut; bukan Tarantino banget. Akan tetapi, jangan salah, bagian awal film ini tetap menarik untuk disimak terutama berkat akting yang mumpuni dari para pemeran. 

Sedang menunggu bagian tragedinya, ya? Tragedi nyata yang tidak dapat dipisahkan dari film ini adalah peristiwa pembunuhan Sharon Tate, aktris sekaligus istri dari sutradara Roman Polanski, yang saat itu tengah mengandung beserta beberapa rekannya. Peristiwa pembunuhan tragis ini terjadi pada medio akhir 1960an dan dilakukan oleh beberapa pengikut Charles Manson, seorang cult leader berpengaruh di era tersebut. Tewasnya Sharon Tate dan beberapa kawannya sempat membuat geger Hollywood kala itu, serta sudah barang tentu menjadi salah satu tragedi paling memilukan yang pernah menimpa Hollywood

Tarantino, yang sudah kondang sebagai sutradara dengan kisah-kisah eksentrik, tidak mau terjebak dalam tragedi ini dan memutuskan untuk mengubah nasib Sharon Tate dan kawan-kawannya yang tewas di dunia nyata.

Pada film ini, Tarantino membuat Sharon Tate (Margot Robbie) hidup bertetangga dengan Rick yang sibuk memperbaiki citra dirinya di kancah perfilman; keberadaan Rick dan Cliff (yang hobi nongkrong di rumah Rick) dalam film ini ternyata diplot oleh sang sutradara sebagai pembeda dengan kejadian di dunia nyata; ya, Rick dan Cliff adalah tokoh fiktif kreasi Tarantino sendiri yang kemudian membantu mengubah nasib Sharon Tate dan koleganya yang tewas di dunia nyata. Untuk mengetahui bagaimana proses Rick dan Cliff menulis ulang kisah Sharon Tate, langsung saja tonton dan nikmati Once Upon a Time in Hollywood. 

Melalui film ini, Tarantino terlihat ingin menyajikan realita alternatif nan manis dimana sebuah tragedi memilukan tidak terjadi, dengan tentunya melalui gaya penceritaannya yang unik.

Setelah menonton film ini, saya merasa ditampar oleh Tarantino dan diajak untuk melek, bangkit melupakan tragedi masa lalu. Kita semua pasti memiliki peristiwa buruk yang sangat ingin kita lupakan; entah karena membuat kita muak, takut, atau bahkan depresi. Namun, film ini mencoba mengajak kita untuk melihat bahwa kita masih memiliki kemampuan untuk menulis ulang kisah kita, lagi dan lagi, secara lebih baik setelah mengalami berbagai tragedi. Lekas bangkit dan gunakan tragedi masa lalu kita sebagai batu pijakan, batu loncatan -- apapun itu -- agar dapat melesat mengejar masa depan yang lebih gemilang. Untuk tragedi masa laluku: masa bodoh denganmu, 'kumampu tulis kisah baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline