Lihat ke Halaman Asli

Febriyani Putri

Mahasiswa Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor

Filsafat Kebahagiaan Al-Farabi

Diperbarui: 11 Juli 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

FILSAFAT KEBAHAGIAAN AL TAHSIL AL-SA'ADAH

Al-Farabi

Lahir 259 H (872 M), wafat 339 H (951 M). Era Zaman Keemasan Islam.

Kitab khusus yang ditulis oleh Al-Farabi tentang kebahagiaan dengn konsep bernuansa sosial. Kitab Tahsil Al-Sa'adah ("Pencapaian Kebahagiaan"). Dalam kitab tersebut terdapat rumus-rumus kebahagiaan. Menurut al-Farabi kebahagiaan adalah :

1. kebajikan puncak (Ultimate Good). 

Kebahagiaan adalah tujuan hidup, apa pun yang Anda lakukan dalam hidupmu, menurut al-Farabi Anda ingin bahagia. Setiap orang secara fitrah pasti ingin bahagia. Kebahagiaan disebut Kebajikan puncak ketika Anda jujur, tekun dan sabar tujuannya adalah untuk mencapai kebahagiaan. Tujuan Allah menciptakan manusia agar bahagia. Makan, Allah memberikan ciptaannya (Manusia, Hewan dan Tumbuhan) fasilitas yang banyak dan cocok untuk menjalankan kehidupan di Bumi ini. Jika Anda selalu merasa tidak bahagia tandanya sedang melecehkan Tuhan. Allah sudah memberikan segalanya agar kita bahagia tetapi Anda memilih untuk tidak bahagia.

2. Bersyukur. 

Dengan bersyukur nikmat mu akan ditambah, sebab jika menyadari dengan semua fasilitas dari Allah, pasti akan bersyukur dan bahagia. Capailah kebahagiaan agar Allah senang dan ridha, seperti ketika mendapat bantuan dari seseorang kemudian berterima kasih, akan membuat orang tersebut senang. Jika mendapat bantuan kemudian menjawab sambil mengeluh "Terima kasih atas bantuan mu. Tapi, ya masalah ku masih banyak sekali" akan membuat orang tersebut tak enak hati. Bersyukurlah atas segala yang telah Allah berikan bagaimanapun keadaanya.

3. Semua yang membuat bahagia itu, baik. 

Semua yang membuat mu bahagia , itu baik. Jika ada yang buruk membuat mu bahagia berhati-hatilah kemungkinan besar Anda tertipu dan terjebak. Misalnya, merasa baik-baik saja ketika tidak sholat atau tidak ibadah, Allah maha penerima taubat, padahal jika diperhitungkan untuk saat ini mungkin tidak muncul efek apa-apa. Tapi, mungkin ada efek besar suatu saat nanti yang tidak akan disadari. 

Sebab, ketika Allah memerintahkan sesuatu, rahasia dibalik perintah Allah mungkin tidak muncul atau tidak diketahui saat ini. Ketika melakukan kebaikan membuat Anda tidak bahagia, berarti ada mis understanding (Kesalahpahaman). Menurut al-Farabi, rumusnya simple : perbuatan baik, hasilnya pasti bahagia. Kalau tidak begitu, pasti ada yang salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline