Lihat ke Halaman Asli

Tampias

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepat di sudut pemberhentian manusia duduk kami-kami bercengkrama

Masing – masing sibuk dengan beberapa cahaya di sebelah depan

Ada yang meringkuk layaknya daun – daun mati yang menggulung

Mungkin seperti tergulungnya langit pada hari yang di janjikan

Wajah – wajah ceria muncul dari balik kain mulia

Entah aku tak dapat membedakan lagi antara tertahan dan menahan hujan

Yang ada hanya kita yang coba saling memahami tanpa mengerti apa yang harus di pahami

Tampaknya hujan pun belum menunjukkan waktu istirahatnya

Tetap bermain-main dalam dekapan bumi

Sesekali terdengarhilir mudik merdu angin – angin sebagai buah tangan sang hujan

Untuk kami yang bercengkrama dan malam yang menjadi saksi

Dari salah satu pusat kota,28 Maret 2014

Febrian Riyadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline