Lihat ke Halaman Asli

Karnaval Perjumpaan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam tiap karnaval perjumpaan akan hadir beriringan parade perpisahan.

Dengan segenap kemeriahannya yang justru menyakitkan hati.

Ada satu hal yang ku sesali, mengapa kita berjumpa di saat ini ?

Bukankah semakin cepat bertemu maka semakin cepat pula dentang nada perpisahan di dengungkan ?

Bukankah semakin cepat pemuda pengrajin roti di Istanbul maupun Budhapest membuat pesanan bagi sang putri kerajaan, maka semakin cepat pula ia akan di tinggal paras cantik yang di dambakan ?

Perjumpaan bukan hujan, yang semakin cepat redakala senja justru menyajikan pelangi yang sedap di pandang mata.

Perjumpaan bukan pula ulat yang semakin cepat bermetamorfosa, justru menghadirkan mahakarya dengan sayap kupu-kupu jelita.

Kini ku titipkan salam pada dada bumi malam ini,

biarkan bumi mendekap salam ku hingga hujan membawanya menuju jiwa sang kaki langit.

Kemudian asy-syams menggiringnya bersama uap – uap menuju singgasana Arsy.

Lalu biarkan Tuhan yang menganugerahkan salamku dengan anggunnya pada jiwa yang ku damba.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline