Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Kristiani yang Dinamis: Evaluasi Berkelanjutan dan Kreativitas sebagai Fokus Utama

Diperbarui: 13 Juli 2024   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk mengatasi kepenatan studi doktoral saya di negeri ginseng, saya memutuskan untuk memulai ulasan ringan mengenai "Pendidikan Kristiani yang Dinamis" dengan penggalan kalimat ini: "Rindu yang teruntai dalam goresan pena menjadi saksi bisu ziarah Pendidikan Kristiani, mengalun lembut dalam setiap lembaran pengetahuan yang terhampar." Kalimat ini mewakili sejuta kerinduan saya terhadap Tanah Airku, Indonesia.

Robert Paizmino mengutarakan bahwa landasan alkitabiah dalam pendidikan Kristiani melibatkan penyelidikan Kitab Suci secara cermat sebagai sumber penting untuk memahami unsur-unsur khas Kristiani dalam pendidikan. Oleh sebab itu, Pendidik Kristen harus memastikan bahwa pemikiran dan praktik mereka dipandu oleh kebenaran yang diwahyukan Tuhan untuk taat kepada Kristus dalam setiap tugas pendidikan. Eksplorasi ini memberikan standar penting untuk menilai pendidikan dan menghasilkan pengalaman pendidikan yang dinamis dan beragam, sehingga menurut Paizmino, bukan teori dan praktik yang steril atau kaku. (Paizmino, Foundational Issues in Christian Education, 2008).

Argumentasi dari Pazmio tersebut cukup menarik karena menekankan tentang pentingnya mendasarkan praktik pendidikan pada kebenaran alkitabiah. Pendekatan ini tidak hanya memberikan standar untuk mengevaluasi pendidikan tetapi juga memastikan bahwa pengalaman pendidikan tetap dinamis dan beragam, bukannya menjadi steril atau kaku. Dengan berfokus pada landasan alkitabiah maka para pendidik Kristen dapat menavigasi pluralitas teori pendidikan kontemporer sambil tetap mempertahankan visi dan misi yang menampakkan keunikan dari Pendidikan Kristiani.

Namun, menurut saya ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para Pendidik Kristen saat ini, yaitu:

1.      Evaluasi Berkelanjutan.

Para pendidik Kristen harus secara berkesinambungan memeriksa serta mengevaluasi kembali praktik pendidikan mereka berdasarkan landasan alkitabiah seperti yang dimaksudkan oleh Paizmino. Proses berkelanjutan ini akan membantu mereka tetap setia pada keyakinan mereka sambil beradaptasi dengan tantangan pendidikan baru. Karena semua subjek Pendidikan akan tidak mudah dalam menghadapi serba-serbi perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia di abad ke-21 ini.

2.      Integrasi Keilmuan.

Sambil mempertahankan otoritas Kitab Suci, para pendidik Kristen juga harus mampu mempertimbangkan wawasan dari berbagai disiplin ilmu lain. Karena berbagai pendekatan baik itu interdisipliner maupun transdisipliner dapat memperkaya pengalaman pendidikan untuk mengatasi tantangan masa kini serta berkontribusi dalam mengantisipasi berbagai tantangan masa depan secara lebih efektif.

3.      Kreativitas dan Keberagaman.

Pendidik harus berusaha menciptakan lingkungan belajar yang mendorong kreativitas dan keberagaman. Dengan melakukan hal ini maka para pendidikan Kristen dapat menghindari jebakan sistem pendidikan yang kaku/steril dan sebaliknya akan mampu menumbuhkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan dinamis.

Sebagai kesimpulan, dengan mendasarkan pendidikan pada prinsip-prinsip alkitabiah, pendidik Kristen dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih hidup dan beragam. Penting bagi mereka untuk terus-menerus menilai dan memperbarui metode pengajaran mereka, menggabungkan wawasan dari berbagai bidang ilmu, dan mendorong kreativitas serta keberagaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline