Lihat ke Halaman Asli

Febrilia Akika Sari

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Karifan Lokal Masyarakat di Lereng Merapi

Diperbarui: 19 Oktober 2022   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: instagram.com/wisanggenicoffee_merapi

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Gunung Merapi kini menyandang status siaga level III. Sepanjang sejarah tercatat letusan terbesar terjadi pada tahun 1872 dan 2010. 

Tidak ada catatan mengenai jumlah korban jiwa pada letusan tahun 1872. Namun pada letusan tahun 2010 setidaknya terdapat 1.369 korban jiwa. Tidak hanya memakan banyak korban jiwa, letusan Gunung Merapi tahun 2010 juga turut menghancurkan rumah serta lahan warga.

Dibalik segala kbahaya yang mengintai wilayah lereng Merapi, Gunung ini turut memeberikan penghidupan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Merapi memberikan inspirasi bagi para cendekia. 

Kondisi alam membuat Merapi kaya akan nilai-nilai kehidupan. Ratusan manusia menggantungkan hidup padanaya. Pesona keindahan Merapi ini juga yang kemudian menjadi potensi wisata yang sangat luar biasa. Tanahnya yang subur dimanfaatkan oleh masayrakat untuk menanam berbagai komoditas seperti holtikultura, buah-buahan, tembakau dan juga kopi.

Berbicara tentang kopi, salah satu cafe yang berada di Kawasan rawan bencana III tepatnya di kecamatan Cangkringan menjual kopi lokal Merapi. Cafe ini membeli biji kopi dari para petani lokal dan mengolahnhya sendiri untuk kemudian disajikan pada pelanggan dalam secangkir kopi. Caffe ini Bernama Wisanggeni, merupakan cafe milik Bapak Hary Jaran.

Berdasarkan penututran dari Bapak Hary, Wisanggeni berasal dari nama salah satu tokoh pewayangan, yakni Bambang Wisanggeni yang merupakan putera dari Arjuna. Bambang Wisanggeni merupakan Kesatrian yang serba bisa dan memiliki daya juang tinggi. Nama Wisanggeni juga menjadi doa Bapak Hary untuk cafenya.

sumber: instagram.com/wisanggenicoffee_merapi

Pemilihan lokasi Cafe yang berada di Kawasan lereng Merapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. Pak Hary mengaku tidak menyediakan jaringan wi-fi untuk para tamunya seperti cafe lain yang berada di wilayah kota. Hal ini dilakukan lantaran supaya para pengunjung dapat menikmati keindahan alam Merapi dan melupakan sejenak beban-beban kesibukan mereka.

Menurut beliau, berbisnis bukan hanya semata-mata untuk tujuan meraih keuntungan. Baginya hal pertama yang harus ada dalam bisnis adalah kepuasan bagi pelaku bisnis. Kepuasan ini bukan sekedar tetang profit yang kian naik, tapi juga kesediaan untuk membantu sesama. Lagi-lagi bantuan ini juga bukan semata-mata hanya berbentuk uang tapi juga menolong dengan doa.

"Jika kita mau berbisnis kita itu harus memberi dulu, nah cara saya memberi itu ya dengan mendoakan. Setiap pagi hari sebelum caffe buka Saya memberikan doa pada dagangan saya." Tutur Pak Hary.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline