Beberapa waktu yang lalu seorang teman bertanya pada saya: "Hari gini masih ada ya yang dengerin radio?"
Pertanyaan ini bukannya tanpa sebab, namun karena ia melihat saya sedang mendengarkan radio melalui aplikasi offline di handphone. Jujur pertanyaan ini cukup menganggu saya. Melalui pertanyaan tersebut, saya menangkap seolah radio adalah suatu media yang sangat tua yang sudah tidak lagi relevan dan tidak lagi digunakan. Namun fakta bahwa saat ini masih banyak stasiun radio yang beroperasi, menunjukan bahwa radio adalah media yang masih relevan saat ini dan masih didengarkan oleh banyak orang. Dengan perkembangan teknologi yang sudah semakin canggih saat ini, tidak diragukan lagi jika muncul berbagai bentuk media baru yang perlahan menggantikan radio. Pada saat awal munculnya televisi saja, keberadaan radio sudah banyak digeser oleh media audiovisual tersebut. Terlebih lagi saat ini, ketika teknologi internet semakin berkembang, informasi bisa didapat lebih mudah dan lebih cepat dengan cara yang lebih mudah.
Dari sini, munculah pertanyaan. Dengan semakin berkembangnya internet dan media saat ini, apakah keberadaan radio perlahan akan hilang? Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa radio masih akan terus bertahan walaupun persaingan antar media sudah semakin ketat.
Radio Adalah Media Sekunder
Media sekunder adalah media yang dapat digunakan sambil melakukan kegiatan lain. Mendengarkan radio bukan jadi fokus utama. Seperti misalnya ketika anda sedang mengemudi, sedang memasak, ataupun melakukan kegiatan lain, anda masih bisa mendengarkan radio. Tidak seperti saat anda menonton TV. Ketika menonton televisi, anda dituntut untuk meletakan fokus anda 100% pada tayangan televisi. Televisi adalah media yang mengandalkan visual, oleh karena itulah tayangan atau informasi yang ditayangkan sangat mengutamakan visual dibandingkan dengan audio. Oleh karena itulah akan agak sulit jika kita menangkap informasi ditelevisi hanya dengan mendengarkan.
Radio memberikan kita kebebasan dan kemudahan untuk menangkap informasi hanya dengan mendengarkan. Kita tidak perlu fokus hanya mendengarkan radio untuk dapat menangkap pesan atau informasi yang disampaikan.
Theater of Mind
Terdapat satu buah karakteristik yang membedakan radio dengan media apapun, yaitu Theater of Mind. Ketika kita sedang mendengarkan radio, tidak tersedia visual atau gambar yang mendukung penyampaian informasi. Oleh karena itulah, kita dapat mengimajinasikan sendiri pesan atau informasi, atau bahkan mengimajinasikan si penyampai pesan. Seperti misalnya ketika kita sedang mendengarkan berita di radio mengenai demonstrasi. Melalui perkataan yang diucapkan oleh penyiar, kita dapat mengimajinasikan sendiri situasi demonstrasi yang sedang terjadi. Terlebih lagi jika berita tersebut disiarkan secara live dari lokasi kejadian, dengan suara-suara yang langsung terekam dari lokasi kejadian.
Contoh lain, ketika kita mendengar suara penyiar radio, beberapa orang dapat mengimajinasikan penampilan sang penyiar hanya dari suaranya saja.Dengan hanya bermodalkan suara saja, pendengar radio dapat berimajinasi secara bebas tanpa adanya Batasan. Media yang mengandalkan visual seperti misalnya televisi, imajinasi kita lebih dibatasi. Karena segala visual dan audio sudah tersedia dan hanya dapat kita terima.
Radio Adalah Media Yang Sangat Personal
Radio adalah media yang memungkinkan terrjadinya komunikasi interpersonal antara komunikator dan pendengarnya. Dalam segmen segmen tertetntu, pendengar radio dapat berkomunikasi langsung dengan penyiar, melalui telepon interaksi ataupun pesan yang dikirimkan melalui sosial media ataupun whatsapp. Para penyiar radio seringkali menggunakan bahasa yang lebih ringan dan mudah dimengerti oleh pendengarnya. Hal ini membuat para pendengar radio seakan memiliki kedekatan secara pribadi dengan penyiar. Beberapa merasa seperti berteman langsung dengan penyiar radio. Kedekatan inilah yang menjadi kelebihan dari radio.