Lihat ke Halaman Asli

si rahwana baik

bercerita menurut peristiwa

Hanya untuk Menjalani Hidup, Cintanya Hilang bersama Orangnya

Diperbarui: 20 Desember 2023   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

mulai membuka lembaran baru, saat itu mulai tersadar apakah cinta yang ia temui adalah cintanya yang hilang dulu, bukan berharap orangnya kembali, namun cintanya yang dulu, sehebat mencintai yang dulu, se sayang dulu, dan seberharap dulu.

ia temui wanita yang wajahnya syahdu dengan kesederhanaanya, dengan egonya yang unik, dan dengan kemanjaan yang ia kagumi, ia wanita yang pemaaf, ia istimewa.

pertemuaanya berawal dari dafa ketika mulai mengobati rasa kecewanya dengan eka, kedatangannya menawarkan kesembuhan atas lukanya dulu. wati begitu sebutan gadis lucu itu, ia sosok penyayang, ia akan menjadi rumah bagi dafa. berawal dari pertemuan di taman di salah satu tempat wisata di kota tersebut. ia mulai menjalin komunikasi setiap saat, keduanya merupakan mahasiswa di salah satu kampus berbeda namun masih tetap di kota yang sama. 

kisanya berawal dari februari, bulan istimewa karena pada bulan tersebut terdapat hari istimewa untuk kalangan muda, hari valentine, begitu orang menyebutnya, namun ada orang bersikap biasa saja di hari itu, begitupun dafa, ia tidak memperdulikan hari yang di tunggu-tunggu beberapa kalangan muda-mudi, ia bersikap biasa, ia lebih fokus untuk melanjutkan hidupnya dengan sejuta mimpi-mimpi untuk merubah hidupnya. 

perjalanan cinta dafa dengan wati sepertinya pasangan lainya, pasang dan adakalanya juga surut. itu hal biasa dalam suatu hubungan, ada juga pasangan yang merasa bosan dengan pasangannya dengan alasan yang tidak jelas, ada juga yang bertahan dan mempertahankan hubungannya, meskipun pasangannya toxic. hal yang lumrah untuk pasangan menjalin hubungan, karena belum menguasi egonya dan ke stabilan emosinya. namun lupakan hal itu. disini terlihat jelas bahwasanya memang dafa ini sosok yang di idamkan wati, dalam beberapa kesempatan ia menunjukan sikap sayangnya yang begitu besar terhadap dafa. ia sangat mengagumi dafa, keseriusannya dengan dafa ia tunjukan dengan hal-hal yang sangat berkesan, ia tak malu untuk menunjukannya, karean menurutnya sebanding dengan rasa sayangnya terhadap dafa. namun, wati merasa dafa terlihat biasa saja kepadanya. menurutnya, dafa hanya bermain-main kepadanya, ia nampak tidak serius dalam menjalin hubungan dengannya, memang disini dafa merasa hatinya berkecambuk, ia memang mencintai wati, ia menyayangi wati, namun tak sehebat ia mencintai eka, tak sehebat menyayangi eka, hal ini yang menjadikan dafa selalu bergejolak fikirannya, karena ia sadar, ia baru saja menemukan rumahnya, rumah untuk pulang, rumah yang akan selalu ada untuk dafa, rumah yang akan menawarkan kehangatan untuk dafa. namun, bayang-bayang eka di hatinya, api cintanya untuk eka tak pernah padam, meskipun kecil, meskipun hanya seperti api di korek api, ia bisa menghangatkan dafa hingga ia lupa dengan rumah yang akan membuatnya hangat yang ditawarkan wati.

puncaknya ketika saat dafa bekerja di salah satu restoran di kota tempat ia kuliah. dafa disini untuk menghidupi kebutuhannya dan juga membayar kuliah, ia bekerja paruh waktu ketika tidak sedang kuliah atau sehabis kuliah, karena prinsipnya ia kuliah ia tak akan meminta sepeser uangpun kepada orang tuanya, karena hidupnya adalah tanggung jawabnya, bukan orang tuanya apalagi orang lain. wati sangat mendukung apapun hal yang dafa ingin capai dengan prinsipnya. salah satu hal yang membuat wati terpesona karena dafa sangat bertanggung jawab terhadap dirinya, dafa rela melakukan apapun untuk mencapai mimpinya. 

pada saat dafa bekerja, ia dihampiri salah satu pemuda seumurannya, salah satu customer di restoran tersebut untuk menanyakan meja kosong, dafa lalu mengantarkan pemuda tersebut ke tempat dimana ada meja kosong di restoran tersebut sambil menawarkan menu yang akan dipesan oleh pemuda tersebut. pada saat memilih menu, pemuda itu dihampiri seorang perempuan menggunakan masker, yang tenyata teman dari pemuda tersebut. dafa disini melemparkan senyumanan kepada teman dari pemuda tersebut sebagai bagian dari prosedur pelayanan di restoran tersebut, sembari menawarkan menu pada perempuan tersebut. hal yang biasa di malam yang biasa, seperti malam-malam sebelumnya. ketika semuanya selesai memlih menu dafa pun hendak bergegas meninggalkan meja tersebut untuk menghidangkan pesanan kedua pemuda-pemudi tersebut.

namun sebelum ia melangkahkan kakinya, spontan perempuan tersebut menarik tangan dafa, hingga membuat dafa kaget akan perlakuan tersebut. pemuda disampingnya malah terlihat biasa, akan perlakuan teman perempuan tersebut kepada dafa. hendaknya dafa ingin menanyakan keperluan perempuan tersebut menarik tangan dafa, ia dibuat terkejut ketika perempuan itu membuka maskernya, ternyata itu eka yang datang bersama temannya untuk menemui dafa, ia jauh-jauh datang untuk menemui dafa, hal tersebut membuat dafa kaget, perempuan yang cintanya masih ada di hati dafa, api rasa sayangnya masih membara di hati dafa, pertmuan itu, di malam itu membuat dafa kaget dan sedikit canggung, ia masih dengan parasnya yang cantik. namun, hal itu membuat hati dafa tak karuan, ada rasa rindu yang terobati, ada rasa sayang yang makin bergejolak, dan ada amarah terhadap perlakuan eka kepadanya dulu, semua tercampur aduk di malam itu. 

dafa menanyakan kenapa eka bisa ada di tempatnya bekerja. eka menjelaskan kedatangannya untuk mengajak dafa memulai kembali hubungannya, memulai lagi kisah cintanya. namun dafa dengan emosinya tidak terkontrol dengan menegaskan ia tak akan memulainya lagi dengan eka, ia menjelaskan ia terlalu sakit untuk memaafkan eka, di sisi lain dafa sudah terikat komitmen dengan wati, rumah barunya itu.

jawaban dafa sontak membuat eka kaget, eka tidak membayangkan perjalanan jauhnya untuk menemui dafa berakhir penolakan karena dafa sudah berkomitmen dengan perempuan lain. dafa meninggalkan meja tersebut. dafa meminta izin ke kepala restorannya untuk menenangkan pikirannya dengan alasan ke kamar mandi, hingga pesanan eka dengan temannya di hantarkan oleh pegawai lainnya di restoran tersebut. 

saat hendak eka meninggalkan restoran tersebut, dafa menemui lagi eka di area parkiran, dafa kembali mengingatkan eka untuk tidak lagi menemui dirinya di kota tersebut, untuk tidak lagi menyakan kabarnya ataupun berinteraksi dengannya. eka merasa sakit hati dengan perkataan dafa tersbut, bukan hanya penolakan namun juga ini akan menjadi komunikasi terakhirnya dafa dengan eka. rupanya dafa masih sangat marah terhadap eka, hingga ucapannya begitu sadis terhadap eka, keduanya merasa kecewa, dimana eka kecewa dengan jawaban dafa, sedangkan dafa kecewa dengan pikirannya yang campur aduk antara rasa cintanya terhadap eka dan rasa bencinya terhadap perlakuan eka dulu yang telah menduakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline