Lihat ke Halaman Asli

si rahwana baik

bercerita menurut peristiwa

Perceraian Itu Tidak Manusiawi

Diperbarui: 20 Juni 2022   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

orang tua yang berbuat salah, anak yang menjadi korban. Mungkin kata-kata ini sangat tepat untuk orang tua yang memutuskan untuk bercerai dan sangat tepat juga jika islam membenci perceraiain bukan karena putusnya hubungan suatu keluarga, namun akibat atau efek dari percerai tersebut yang membuatnya dibenci dalam agama islam.

Efek dari perceraian kedua orang tua ialah sangat berimbas pada keaadan psikologi sang anak, dimana sang anak yang masih butuh kasih sayang kedua orang tuanya harus menerima kenyataan pahit bahwasanya keluargnya yang mereka impikan akan bahagian hancur begitu saja.

Hal yang sering terjadi bagi anak jika kedua orang tuanya bercerai ialah harus tinggal bersama neneknya, entah apa yang ada di pikirang orang tuanya hingga dengan tega menitipkan kepada neneknya, kadang neneknya tidak muda lagi atau kehidupannya jauh dari kata mapan, ini yanag membuat sang anak yangs sebelumnya mungkin hidup dengan bahagia harus merasakan kehidupan yang pas-pasan tinggal bersama neneknya. Seharusnya yang dipikirkan kedua orang tua ialah yang pertama keaadan sang anak bukan ego masing-masing.

Psikologi yang akan sang anak tanggung sungguh kejam, diamana ini akan mempengaruhi tingkah laku sang anak. Jika ia sering murung di kamar ia akan menjadi anak yang sangat susah untuk hidup secara social dengan masyarakat sekitar, dan jika ia bertemu teman yang tidak baik atau hidup dijalanan ini malahan akan menimbulkan efek yang kurang baik bagi sekitar, meski ada beberapa orang yang ingin bangkit dariketerpurukan akibat ulah manusia bodoh orang tuanya, namun ini snagat sulit bukan.

Uang, uang dan uang mungkin ini yang dipikirkan oleh orang tuanya yang bercerai, dimana hanya mengirimkan uang saja dianggap sudah cukup, padahal mereka butuh kasih sayang, butuh dorongan semangat secara emosional oleh kedua orang tuanya.

Keselahan bisa dimaafkan, kekhilafan adalah sifat manusia, memang semua persoalan keluarga pasti ada, tapi memutuskan untuk bercerai ialah sebuah putusan yang tidak punya rasa manusiawi. Jika masih belum punya anak toh terserah saja, tapi jika sudah mempunyai anak ini adalah suatu putusan yang sangat fatal. Apapun masalahnya mumutuskan untuik bercerai adalah tidak manusiawi.

Sehebat apapun kalian memberikan kebahgian pada sang anak jika kalian memutuskan untuk bercerai, kebahagian tersebut sepenuhnya akan cacat. Tidak ada yang lebih hebat selain mempertahankan pernikahan.

Pernikahan bukan untuk menyalurkan kebutuhan biologis saja, pernikahan bukan hanya sekedar hidup bersama, pernikahan bukan hanya sekedar siapa yang berani punya anak tapi pernikahan adalah keputusan atau perjanjian untuk tidak pernah meng akhirinya. Pernikahan dikatakan sacral ketika dua insan tidak pernah ada niatan untuk bercerai. Jangan nodai pernikahan dengan memperthankan ego masing-masing sehingga terjadinya perceraian.

Nikah bisa cerai dan jika bercerai toh bisa nikah lagi. Tidak segampang itu, pikirkan dulu sebelum berbuat, jangan menikah untuk memenuhi nafsu. Jaga kesakralannya. Jika tidak bisa bertanggung jawab untuk mempertahankan pernikahan jangan menikah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline