Lihat ke Halaman Asli

Maaf dan Terima Kasih

Diperbarui: 26 September 2022   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hari yang penuh dengan kenangan, suara adzan subuh berkumandang menandakan aku harus terbangun dan mulai bersiap menjalani hari , ku buka gorden jendelaku dan ku lihat betapa dunia sedang ricuh membicarakan tentang masa depan, berharap setiap hari membawa kabar baik namun ujian hidup terus menyertai untuk membawa hikmah.

Aku , Febria. Anak bungsu Perempuan yang mempunyai harapan tinggi yang ditemani proses, dan di iringi do'a. Aku sangat suka mencoba hal baru dan terbilang cukup nekat karena kali ini aku suka dengan bela diri salah satunya Taekwondo. Lelah sudah menjadi isi dari perjalananku, tapi senyuman akan selalu menjadi coverku. semoga semesta senantiasa ceria, setidaknya tidak jahil kepada makhluk yang takut menunggu hari esok tiba.

Ku angkat 2 ransel berukuran sedang yang tergolek disudut kamar. Aku berfikir sejenak apa anak bungsu cengeng ini siap untuk melewati 4 hari kedepan sendiri dengan lokasi yang cukup jauh dari tempat tinggal.

Buru - buru kuhapus pikiran yang tak perlu. Aku melangkah keluar dari kamar. Sebelum menutup pintu, kulihat baik baik isi dalam kamarku, beserta untaian kenangan yang ada di segala benda dalam kamar ini. Ternyata meninggalkan zona nyaman bukanlah hal yang mudah untuk di lakukan.

Kututup pintu kamar. Hari ini, 25 agustus 2022, aku akan meninggalkan zona nyaman didalam rumah ini dan melangkah berharap untuk suatu kemenangan.

Derit gorden kamar di tengah rumah terbuka, seorang wanita berjalan keluar mendekatiku, wajahnya tidak lagi muda, namun selalu cantik bercahaya setiap kali tersenyum, yaa itu adalah Mama. Hanya Mama yang aku lihat karena Ayahku merantau dan 2 kaka ku sudah menikah, hanya bisa mengabari dan meminta doa lewat ponsel saja yang bisa aku lakukan.

Mama mewanti - wanti diriku yang kerap kali terkena penyakit maag ini agar selalu menjaga pola makan selama aku disana. Aku mengangguk , meminta doa ,memeluknya dan meyakinkan bahwa anak bungsu nya ini akan baik baik saja. Ku peluk tubuhnya sangat lama memberi tanda bahwa beliau tidak perlu khawatir. Setelah berpamitan, aku memutuskan untuk pesan Gojek untuk mengantarku ke tempat perkumpulan yang sudah ditentukan. Di saat aku pergi lambaian tangan menyertaiku. Ku simak baik baik wajah Mama. Wajah inilah yang akan aku rindukan.

"Nanti kalau udah sampai kabarinn yaa" ujarnya

Ditemani pagi yang sangat sejuk aku tiba di mesjid Al-Barokah pn kertas, kita semua berkumpul, Sabeum memberi arahan kepada kami agar kami harus selalu kompak, Sabeum adalah sebutan untuk pelatih di Taekwondo, tak lama kemudian kami pun berkemas memasukan semua barang bawaan ke dalam bagasi, kami pun berangkat.

TANGERANG I'M COMING!! :)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline