Lihat ke Halaman Asli

Salah Pilih Pemimpin, Bisa Mengarah Ke Fasis

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan langsung saat ini adalah salah satu upaya partisipasi politik masyarakat dalam menyampaikan serta memeilih pemimpin baik itu desa hingga kepala negara. Terlepas dari bagaimana proses pelaksanaan yang terjadi dalam sistem politik yang ada dalam negara tersebut. akhir-akhir ini juga mungkin biasa didengar istilah mengenai "raja-raja kecil" yang bermunculan di dalam pesta demokrasi di daerah terutama dalam setiap pemilihan.

Ada banyak hal yang sebenarnya mesti diperhatikan oleh masyarakat sebagai warga negara dalam memilih pemimpin desa maupun daerah seperti faktor psikologis yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang akan dipilih merupakan faktor yang sangat memepengaruhi gaya kepemimpinan maupun proses sistem pemerintahan yang kemudian akan dibangun nanti.

Perbedaan tingkat sosial dalam masyarakat juga merupakan salah satu jalan untuk tumbuh kembangnya fasisme di suatu negara, dimana negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup pesat sangat berpengaruh terhadap munculnya indikasi fasisme dalam masyarakatnya. disamping itu juga faktor industrialisasi yang ada juga penunjang yang baik untuk tumbuh kembangnya fasisme satu negara. Hal lain juga yang membuat fasisme itu hadir adalah adanya kekecewaan yang timbul dalam masyarakat dari proses demokrasi yang terlaksana. Dimana ketidak pusasan menjadi indikator yang juga sangat penting didalamnya. Masyarakat yang kondisinya sedang luluh lanta akibat dari sandang, pangan, papan mereka kurang terpenuhi yang mengakibatkan pilihan mereka di jatuhkan kepada calon pemimpin yang mampu menyokong kepentingan hidup mereka.

Akibatnya banyak dari pemimpin yang hadir akan memiliki peluang untuk menguasai masyarakat secara penuh dalam upaya menjalankan kepentingannya. karena mereka berfikir bahwa yang dibutuhkan masyarakat sudah terpenuhi dan masyarakat senang dengan kondisi seperti itu. Masyarakat dalam kondisi seperti itu terpaksa untuk mengikuti karena kebutuhan kehidupan yang mereka inginkan sehingga kecenderungan upaya menuju fasisme itu timbul dengan sendirinya dalam masyarakat dalam konteks tersebut.

Febrianto Syam, Mahasiswa Pascasarjana UI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline