Lihat ke Halaman Asli

Kejujuran Bung Hatta dan Gaya Kunker Pejabat Kita

Diperbarui: 9 September 2016   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Tuhan kau panggil satu-satunya yang tersisa, proklamator tercinta.Jujur, lugu, dan bijaksana, mengerti apa yang terlintas dalam jiwa rakyat indonesia" (Iwan Fals:Hatta)

Syair lagu diatas merupakan lirik pembuka lagu judul "Hatta" karya Iwan Fals. Lagu itu diliris pada tahun 1981 dalam album serjana muda. jika dihitung usia lagu ini sekarang sudah mencapai 35 tahun. Namum kenangan terhadap Bung Hatta , sebagai mana tergambar dalam lagu Iwan Fals, tak lekang dari ingatan.

Saat politik negeri ini makin parah, penuh konflik, dan keserakaan. Cerita kejujuran, keluguan, dan kebijaksanaan Bung Hatta bagaikan oase di padang tandus. 

Dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya  Gemala menceritakan kejujuran ayahnya menggunakan fasilitas negara. Saat itu tahun 1971, Bung Hatta pulang berobat dari Negeri Belanda yang dia lakukan pertama adalah meminta sekretaris pribadinya, I Wangsa Widjaja membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang negara selama berobat di Negara Belanda. Sebagai Mantan Wakil Presiden Bung Hatta memang berhak berobat menggunakan uang negara.

Bung Hatta ingin setiap sisa uang negara yang tersisa dikembalikan ke kas negara, lucunya kejujuran Bung Hatta tak jarang membuat Wangsa kerepotan. Sebab saat uang sudah dibawa ke sekretariat negara untuk dikembalikan, pihak bendahara negara malah menolaknya. Menurut mereka, uang sisa itu tidak perlu dikembalikan karena bisa dianggap uang saku tambahan.Namun Bung Hatta menegaskan kalau uang itu harus dikembalikan untuk kas negara supaya dapat membantu keuangan negara.

Saat Bung Hatta meneladankan kejujuran menggunakan fasilitas negara, lantas bagaimana elite politik kita hari ini?

Belum lama ini Indonesia Budget Center(IBC) mengungkapkan data mengejutkan. Mereka menyatakan, anggaran kunjungan kerja (kunker) anggota DPR meningkat 24% dari Rp 994,92 Miliar menjadi Rp 1,24 triliun dari peningkatan ini setiap anggota DPR mendapat jatah Rp 2,21 M/tahun. 

Persoalannya, peningkatan anggaran ini tidak berbanding lurus dengan kualitas kinerja anggota dewan yang mestinya juga meningkat. IGC juga menyatakan bahwa kenyataannya banyak rakyat yang tidak mengetahui siapa perwakilan dewan yang mewakili daerah mereka.

Sumber 

m.republika.co.id/berita/selarung/nostalgia-abah-alwi/16/09/07/od314o392-kejujuran-bung-hatta-dan-gaya-kunker-pejabat-kita/ 

Nama : Febriani Lara Santika 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline